Rabu, 21 Juli 2010

Pengendalian Penyakit Pada Tanaman Karet

The Best Business
Makalah Gratis
Unbari
Unja


Kerusakan dan kematian tanaman merupakan masalah penting pada perkebunan karet.kerusakan dan kematian tanaman karet dapat disebabkan oleh gangguan hama,penyakit,serta gulma atau pun ganguan fisik dan kimia. Usaha menangulangi masalah ini adalah hendaknya dilaksanakan secara terpadu. Penyuluh, perkebunan,sarana pengobatan ,dan instantsi berwenang semuanya bertanggung jawab atas keberhasilan penanggulangi gangguan ini.
Tujuan-tujuan pemgendalian penyakit pada tanaman karet
·         Untuk  mencegah atau menekan semenimum mungkin terjadinya penyakit tanaman,serta menjaga kuantitas dan kualitas dari hasil panen.
·         Untuk menjaga atau mencegah menyusutnya hasil panen akibat adanya penyakit tanaman.
·         Untuk mengurangi kehilangan hasil panen selama penyimpanan, pemasaran dan trasportasi karena terinfeksi patogen.
·         Mengetahui berbagai macam cara untuk mengendalikan penyakit agar tidak merusak lingkungan dan keseimbangan ekosistem.
·         Mengendalikan kerusakan serta kerugian fisiologi tanaman yang kita pelihara, dengan mengakibatkan kerugian hasil panen yang kita harapkan dari penanaman.

Pengendalian penyakit.
Pengendalian sering menimbulkan kerugian yang cukup berarti pada tanaman karet.setiap tahun kerugian yang ditimbulkan bisa mencapai jutaan rupiah dari setiaphektar tanaman karet.Besarnya kerugian tersebut tidak hanya disebabkan oleh rusaknya tanaman karet saja,tetapi juga oleh biaya pengendalian penyakit yang sangat mahal.
Penyebab penyakit yang sering dijumpai pada tanaman karet adlah jamur.Sedangkan bakteri jarang dijumpai dan tidak menimbulkan kerusakan yang berarti.
Untuk mengatasi penyakit yang terdapat pada tanaman karet,cara-cara pengendalian harus dilakukan secara terpadu dengan strategi yang menguntungkan. Artinya ,usaha pencegahan lebih diutamakan daripada pengobatan sehingga diperlukan  pemeriksaan dan pengamatan sedini mungkin secara berkala dan terus menerus.berikut ini terdapat beberapa macam penyakit pada tanaman karet,yang menyerang akar,batan atau cabang,bidang sadap,dan daun
A.    Penyakit Akar
1.       Penyakit Jamur Akar Putih
*      Gejala
 Daun-daun tanaman menjadi pucat kuning dengan tepi ujungnya terlipat ke dalam.daun-daun ini kemudian gugur dan ujung rantingnya mati.akar tanaman yang sakit akhirnya membusuk,lunak dan berwarna coklat.
        penyebab penyakit akar putih yaitu  jamur Rigidoporus lignosus.
*      Pengendalian
Ø  Sisa-sisa atau tunggul tanaman di area pertanaman harus disingkirkan atau di bakar. Atau hanya dengan membersihkan sisa sisa akar dan tunggul tersebut.
Ø Menanam tanaman penutup tanah yang baik untuk kebun karet.
Ø Menanam bibit tanaman yang sehat, bebas dari jamur akar putih. Bila dicurigai bibit terjangkit penyakit ini, sebaiknya bibit dicelupkan  kedalam larutan terusi sebelum  ditanam.
Ø Apabila kebun karet pernah mengalami serangan jamur akar putih, maka tanaman baru harus dilindungi. Caranya, disekitar tanaman baru ditaburkan serbuk belerang sebanyak 100 gram dengan radium antara 30 – 100 cm. Setelah itu, serbuk dibenamkan kedalam tanah dengan bantuan garpu.
Ø Diantara pohon pohon karet tidak dianjurkan ditanami tanaman sela yang merupakan inang jamur akar putih seperti ubi kayu, ubi jalar dan lain-lain.
Ø Tanaman yang sakit masih bisa diselamatkan diberi obat pelindung akar. Caranya, tanah pada leher akar tanaman harus dibuka denagan membuat lubang berjarak 30 cm disekeliling akar. Kedalam lubang tergantung pada batas serangan jamur. Kemudian, benang benang yang menempel dikerok. Akar yang busuk dipotong dan dimusnahkan. Bagian yang luka akibat kerokan atau potongan ditutup dengan ter. Setelah itu bagian tersebut diolesi ijal 5%. Setelah itu, diolesi pelumas obat pelindung akar. Setelah luka mengering, akar ditutup kembali dengan tanah.
Ø Membasmi JAP juga dapat dilakukan dengan fungisida yang terdiri atas campuran bahan kimia hexaconazole, triadimefon, dan cyproconazole. Bahan bahan ini mengandung bahan aktif PCNB.
Ø Jamur ini juga dapat juga di basmi dengan isolat trichoderma yang bersifat antargonis terhadap jamur akar putih. Trichoderma  ini ditambah serbuk belerang yang selanjutnya bisa berbiak dalam antar pohon karet. Bahan campuran ini diberikan desekitar batang pohon karet yang telah digali sekitar 10 cm.
2.       Penyakit akar merah
*      Gejala
Warna daun berubah mwnjadi hijau pucat suram kemudian menguning dan akhinya berguguran akarnya diliputi benang-benang jamur berwarna merah muda sampai tua.
Akar tanaman yang sakit akan membusuk dan berwarna jingga kehitaman. Bila ditekan, cairan akan keluar dari akar tersebut.
Penyebabnya adalah jamur ganoderma pseudoferrum.
*      Pengendalian :
Pengendalian jamur ini sama dengan pengendalian jamur akar putih.
3.       Penyakit Cendawan Akar Coklat (Brown Root Rot)
*   Gejala
           Benang-benang cendawan menutupi permukaan akar yang sakit, warnanya coklat dan akar berubah menjadi hitam bila tua. Permukaan penyakit akan menjadi kaku, permukaannya tidak teratur dan lapisan tanah yang tebal melekat padanya. Bila proses pembusukan berlanjut, kayu menjadi rapuh,ringan dan kering karena ditembus benang-benang cendawan yang membentuk seperti sarang laba-laba.
Penyebanya adalah cendawan  Phellinus noxius
*   Pengendalian
Caranya sama seperti pada penyakit cendawan akar merah dan akar putih.
B.     Penyaki Batang
a.       Jamur upas
*      Gejala
Bagian tanaman yang diserang akan mengeluarkan cairan latek berwarna coklat kehitaman yang meleleh dipermukaan batang tanaman. Lambat laut kulit tanaman yang terserang akan membusuk dan berubah menjadi hitam, mengering, dan terkelupas. Bagian kayu di bawah kulit menjadi rusak dan menghitam. Pada serangan lanjut, tajuk percabangan akan mati dan mudah patah oleh hembusan angin.
Penyebabnya adalah jamur Corticium salmonicolor.
*      Pengendalian
Ø  Pengobatan untuk tanaman yang sakit dilakukan dengan melumaskan fungisida Fylomac 90 0,5%, Calixin MR, Dowco 262, atau bubur bordo pada bagian yang terserang hingga 30 cm keatas dan kebawahnya
Ø  Karena pengobatan dengan cara pelumasan sangat lambat, maka ditempuh cara pengobatan dengan penyemprotan.
Ø  Bila percabangan sudah terkena serangan lanjut, maka pengendaliannya dilakukan dengan cara mengupas kulit yang busuk. Kemudian, kulit batang yang tersisa dilumas dengan Calixin MR. Secukupnya.

b.      Kanker Bercak
*      Gejala
Bila kulit batang atau cabang dikerok, kulit yang sakit baru tampak ; berwarna coklat kemerahan dengan bercak-bercak besar yang meluas kesamping, kambium, dan bagian kayu.
Penyebabnya adalah jamur phytophthola palmivora.
*      Pengendalain
Ø  jarak tanam diatur jangan terlalu rapat untuk menghindari terjadinya kelembaban yang terlalu tinggi diantara tanaman.
Ø  Tanaman penutup tanah yang lebat di pangkas dan gulmanya diberantas untuk mengurangi kelembaban diarea kebun.
Ø  Kulit yang membusuk dipotong sampai kebagian yang sehat. Potongan nya harus dimusnahkan, sedangkan luka potongan diolesi Difolatan 4 F 3% dengan kuas.setelah itu,bagian tersebut ditutup dengan petrolatum (shellotina compound)untuk mempercepat pemulihan kulit.bagian kayu yang luka ditutup ter.

c.       Penyakit Busuk pada Batang
*      Gejala
Pada kaki Gajah, tampak kulitnya kering dan pecah-pecah,sedangkan kayu bagian atas masih baik dan utuh,bagian kayunya rusak, kulit menjadi hitam
Penyebab penyakit ini adalah cendawan Botrydiplodia theobromae.
*      Pengendalian
Ø  Pemberian fungisida harus tepat terutama pada tanaman yang tingkat serangannya di bawah tahap kerusakan lanjut.
Ø  Pemupukan diberkan dengan dosis dan waktu yang tepat.
Ø  Penyulaman nisa dilakukan bil.a persentase tanaman yang rusak berat kurang dari yang sehat. Bibit untuk sulaman adalah bibit stum tinggi.
                     
d.      Penyakit batang lain
Penyakit batang lain sering menyerang batang  tanaman karet, tetapi umumnya tidak merugikan tanaman dan bukan merupakan penyakit yang berbahaya. Penyakit tersebut diantaranya adalah penyakit cendawan Phytophthora palmivora. Penyakit cendawan Pythium complecetens, penyakit nekrosis kulit Fusarium solani, dan penyakit pecah kulit.
C.    Penyakit Bidang Sadap
a.       Kanker garis
*      Gejala
Awal seranga di tandai dengan adanya selaput tipis berwarna putih dan tidak begitu jelas menutupi alur sadap. Bila dikorek dan diiris, di bawah kulit diatas irisan sadap akan tampak garis-garis tegak berwarna cokelat atau hitam. Terkadang dibawah kulit pulihan akan terbentuk gumpalan lateks yang mengakibatkan pecahnya kulit. Dari bagian ini akan mengeliarkan tetesan lateks berwarna cokelat dan berbau busuk.
Penyakit ini di sebabkan oleh cendawan Phytophtora palmivora yang juga menyebabkan penyakit kanker bercak.
*      Pengendalian
Ø  Tidak dianjurkan menanam kelon karet yang peka terhadap penyakit ini, seperti PR 107, PR 261, LCB 1320, atau WR 101 di daerah yang mengalami serangan atau daerah beriklim basah. Daerah seperti itu sebaiknya di tanami klon yang tahan penyakit kanker garis, seperti PR 300 atau PR 303.
Ø  Jarak tanam diusahakan tidak terlalu rapat agar terhindar dari kelembaban yang tinggi yang bisa membantu perkembangan penyakit.
Ø  Tanaman penutup tanah yang terlalu lebat di pangkas. Selain itu, gulma yang tumbuh dikebun diberantas agar kelembaban berkurang.
Ø  Perlu diadak pemupukan yang sesuai dengan dosis yang tertentu, agar tanaman bisa tumbuh dengan baik.
Ø  Dilakukan tindakan pengobatan dengan fungisida Difolatan 4 F 2%, Difolatan 80 WP 2%, Demosan 0,5%, atau Actidione 0,5%.
Ø  Bila sudah ada bagian yang membusuk, dilakuakan pengorekan seperlunya pada bagian tersebut kemudian dilumasi dengan fungisida.
Ø  Sebelum melakukan penyadapan, pissau sadap diolesi dengan Difolatan 4 F 1% atau Difolatan 80 WP 1%.

b.      Mouldy Rot
*      Gejala
Mula –mula tampak seraput tipis berwarna putih pada bidang sadap dideakt alur sadap. Selaput ini kemudian berkembang membentuk lapisan seperti beledu berwarna kelabu sejajar dengan alur sadap. Bila lapisan ini dikorek, akan tampak bintik-bintik berwarna cokelat atau hitam. Jika bagian ini tampak membusuk dan berwarna hitam kecoklatan, maka serangan ini sudah parah.
Penyebabnya dalah cendawan  Ceratocystis fimbrata.
*      Pengendalian
Ø  Di daerah beriklim basah atau daerah yang sering mengalami serangan penyakit mouldy rot tidak dianjurkan menanam klon karet yang peka terhadap penyakit tersebut, seperti PR 107, LCB 479, LCB 1320,atau WR 101. Sebaiknya ditanami klon yang tahan tyerhadap penyakit ini seperti, GT 1 atau AVROS 2037.
Ø  Jarak tanam diusahakan tidak terlalu rapat agar terhindar dari kelembaban yang tinggi yang bisa membantu perkembangan penyakit.
Ø  Tanaman penutup tanah yang terlalu lebat di pangkas. Selain itu, gulma yang tumbuh dikebun diberantas agar kelembaban berkurang.
Ø  Usahakan tanaman berada dalam kondisi yang baik dengan cara dipupuk sesuai dosis yang di anjurkan.
Ø  Penyadapan jangan terlalu sering dilakukan agar kulit  cepat pulih.
Ø  Sebelum melakukan penyadapan, pissau sadap diolesi dengan Difolatan 4 F 1% atau Difolatan 80 WP 1%.

c.       Brown bast
*      Gejala
Gejala awal ditandai dengan tidak mengalirnya lateks dari sebagian alur sadap. Bebrapa minggu kemudian , sluruh alur sadap menjadi kering dan tidak mengeluarkan lateks. Kulit tampak pecah-pecah, dan pada batang terjadi pembengkakan atau tonjokan.
Penyakit brown bast i  disebakan karena penyadapan yang terlalu sering, apabila jika dengan penggunaan bahan perangsang lateks ethephon (ethrel).
*      Pengendalian
Ø  Hindari penyadapan yang terlalu sering dan kurangi penggunaan eyhephon terutama pada klon yang peka terhadap brown bast, seperti PR 255, PR 261, dan BPM 1. Klon yang tahan terhadap penyakit ini sperti, AVROS 2037, PR 300, dan PR 303.
Ø  Bila terjadi penurunan kadar karet kering terus menerus pada lateks yang dipungut serta terjadi peningkatan jumlah pohon yang diserang hingga 10% dari seluruh areal, maka sebaiknya inteensitas penyadapan diturunkan atau penggunaan ethephon dikurangi atau dihentikan.
Ø  Agar penyakit tidak meluas kebagian kulit yang sehat, dibuat parit pembatas bila sebagian alur sadap tidak mengeluarkanlateks dan warnanya berubah menjadi cokelat.
Ø  Bila alur sadap telah mengring seluruhnya, penyadapan dapat dilanjutkan pada bagian kulit yang mengeluarakan lateks denagn antensitas sadapan rendah.
Ø  Bila kulit tidak bisa disadap lagi, pohon sebaiknya diistirahatkan sampai tanaman sembuh kembali.
D.    Penyakit Daun
a.       Penyakit embu  tepung
*      Gejala
Daun muda berwarna hitam, lemah, keriput, dan seperti berlendir. Dibawah permukaan daun terdapat bercak-bercak bundar berwarna putih seperti tepung  halus terdiri dari benang-benang hifa dan spora jamur. Helaian daun  yang tua bercak kuning, tetapia hanya beberapa helai yang gugur. Serangan pada bunga menyebabkan bunga berguguran.
Penyebab penyakit embun tepung adalah jamur Oidium heveae sehingga penyakit in juga disebut penyakit oidium.
*      Pengendalian
Ø  Sebaiknya tidak menanam klon-klon yang peka terhdap penyakit embun tepung  seperti GT 1, PR 255, PR 261, dan BPM 1. Klon yang tahan terhadap penyakit ini sperti, AVROS 2037, PR 300, dan PR 303.
Ø  Tanaman yang terserang sebaiknya diberi pupuk nitrogen dengan dosis yang tinggi (dua kali dosis anjuran) pada saat daun-daun baru mulai terbentuk.
Ø  Klon yang peka diokulasi dengan klon yang tahan sehingga diharapkan tajukanya bebas dari serangan embun tepung.
Ø  Daun-daun tanaman harus digugurkan lebih awal, sebelum masa gugur daun tahuanan,denagn asam kakodilik (1-5 kg/ 1 air/ha). 
Ø  Pelindungan atas serangan embun tepung dilakukan cara pengembusan serbuk belerang seminggu sekali selama lima minggu.
b.      Penyakit colletotrichum
*      Gejala
Daun-daun muda tampak lemah berwarna hitam, keriput, bagian ujungnya mati dan menggulunag, dan akhirnya gugur. Daun tua tampak bercak-bercak berwarna cokelat atau hitam kemudian menjadi lubang, mengeriput, dan sebagian ujungnya mati.
Penyebabnya adalah cendawan Colletotrichum gloeosporoides.
*      Pengendalian
Ø  Kebun-kebun yang sering mengalami serangan atau yang terletak didaerah tinggi dan bercurah hujan tinggi sebaiknya tidak ditanami klon yang peka terhadap penyakit ini, seperti PR 255, PR 300 atau PR 303. Sebainya di ajurkan klon yang tahan terhadap penyakit ini seperti, BPM 1, LCM 1320, PR 261,dan GT 1.
Ø  Untuk mempercepat pembentukan daun muda ,tanaman diberi pupuk ekstra beberapa kali dimulai padaa saat terbentuknya daun-daun baru  hingga dfaun menjadi hijau.
Ø  Klon yang peka diganti tajunya melalui okulasi tajuk dengan klon yang tahan.
Ø  Daun-daun tanaman harus digugurkan lebih awal, sebelum masa gugur daun tahuanan,denagn asam kakodilik (1-5 kg/ 1 air/ha). 

c.       Penyakit Phytophtora
*      Gejala
Gejala awal tampak pada buah yang berwarna hitam dan membusuk. Daun buah, serangan akan menular hingga ke daun tangkainya sehingga dalam beberapa minggu kemudian daun dan tangkain gugur.
Penyebabnya adalah cendawan Phytophthora botriosa atau Phytophthora palmivora.
*      Pengendalian
Ø  Klon yang peka terhadap penyakit ini  jangan di tananami,didaearh yang sering terserang penyakit ini. Seperti PB 86, PRIM 600, Tjir 1 atau PR 107.
Ø  Perlindungan tanaman dari seranga cendawan Phytophthora botriosa atau Phytophthora palmivora. Dilakukan penyemprotan dengan fungisida.
d.      Penyakit Corynespora
*      Gejala
Daun muda tampak bercak hitam seperti menyirip kemudian lemas, pucat, dan ujungnya mati serta menggulung. Daun tua juga tampak berbercak hitam dan menyirip, tetapi lebih jelas.
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Corynespora cassiicola.
*      Pengendalian
Ø  Klon yang peka terhadap penyakit ini  jangan di tananami,didaearh yang sering terserang penyakit ini. Seperti PPn 2058, PPN 2444, PPN 2447, dan lain-lain.
Ø  Tanaman yang terserang sebaiknya diberi pupuk nitrogen dengan dosis yang tinggi (dua kali dosis anjuran) pada saat daun-daun baru mulai terbentuk.
Ø  Klon yang peka pucuknya diokulasi dengan  klon yang tahan untuk mendapatkan klon baru yang lebih tahan terhadap penyakit ini.
Ø  Penyakit ini bisa ditekan penyebabnya dengan bahan kimia Mankozeb dan Tridemorf untuk tanamanyang belum menghasilkan.

e.       Penyakit Helminthosporium
*      Gejala
Mula-mula daun muda menjadi hitam dan menggulung kemudian gugur. Daun yang dewasa berbinti-bintik cokelat lambat laun membesar dan berbentuk bundar.Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Helminthosporium hevea.
*      Pengendalian
Ø  Persemaian atau pembibitan dibuat ditanah yang subur dan tidak berpasir agar tanaman bisa tumbuh dengan baik dan tidak mudah kekeringan.
Ø  Persemaian diberi naungan agar penyinaran langsung dapat di cegah.
Ø  Pemupukan harus dengan dosis yang tepat, tidak terlalu banyak nitrogen.
Ø  Tanaman harus dilindungi dengan fungisida Dithane M-45 0,25 atau Daconil 0,2%.fungisida harus diberikan sebyak empat kali dengan selang seminggu dimulai daun-daun baru terbentuk.

Artikel Yang Perlu Anda Baca



0 komentar: