Rabu, 21 Juli 2010

Pengelolaan Bahan Stek Untuk Transportasi Jarak Jauh.

The Best Business
Makalah Gratis
Unbari
Unja
I. Judul : Pengelolaan bahan stek untuk transportasi jarak jauh.

II. Tujuan :
  1. Mahasiswa dapat mengemas bahan stek secara baik, sehingga tetap segar sampai di tempat tujuan.
  2. Mahasiswa dapat menentukan kondisi apa saja yang dapat menyebabkan kerusakan bahan stek dalam pengangkutan.

III. Prinsip Teori

            Bahan stek merupakan potongan organ tanaman induk yang dijadikan stek, organ yang digunakan bisa saja batang, ranting, cabang, daun, dan akar. Organ yang dipergunakan untuk stek adalah organ vegetatif tanaman yang terdiri dari : sel somatik penyusun tubuh. Karena pada bagian sel-sel meristem masih giat membelah maka dari organ ini diharapkan nantinya muncul organ-organ baru yang belum dimiliki oleh bahan stek.
            Pada umumnya bahan-bahan stek diperoleh jauh dari tempat pelaksanaan penyetekan, selama pengangkutan ke tempat pelaksanaan stek terjadi hal-hal yang dapat menurunkan tingkat kesegaran bahan stek yang kadang-kadangdapat menurunkan keberhasilan penyetekan. Untuk memperoleh bahan stek yang tetap segar sampai ketempat tujuan, bahan stek harus diberlakukan sedemikian rupa sehingga kelembapan udara disekitar bahan tetap tinggi (RH 80-90 %), akan tetapi bahan juga tidak boleh tenggelam didalam cairan, karena bahan stek juga butuh bernafas (Respirasi)
            Pada dasarnya bahan tanaman induk yang dipetik dalam keadaan segar, proses respirasi dan transpirasi pada tanaman tersebut masih berlangsung. Respirasi adalah pernafasan dan perombakan yang menghasilkan energi atau reaksi oksidasi-reduksi yaitu senyawa substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap membentuk H2O. Laju respirasi pada tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
  1. Ketersediaan substrat dalam bentuk pati, fruktosa atau gula rendah, maka laju respirasi rendah
  2. Ketersediaan oksigen, pasokan O2 mempengaruhi respirasi, tetapi perannya sangat berbeda
  3. Suhu, pada tingkat laju kenaikan suhu dapat meningkatkan respirasi
  4. Jenis dan umur tanaman
Transpirasi adalah proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbihan melalui stomata. Kehilangan air tidak saja melalui bagian stomata ada juga melalui bagian tanaman yang lain separti, kutikul, lenti sel, bagian terpotong, retakan lapisan lilin, dan lain-lain. Walaupun beberapa tumbuhan dapat tumbuh dan hidup tanpa melakukan respirasi dan transpirasi. Namun transpirasi memberi keuntungan, diantaranya :
  1. Mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui Xylem
  2. Menjaga turgoditas sel agar tetap optimal
  3. Sebagai salah satu cara menjaga stabilititas suhu daun
Walaupun transpirasi memberikan keuntungan bagi tanaman, namun apabila transpirasi berlebihan dapat menyebabkan tanaman banyak kehilangan air yang dapat berakibat kelayuan dan kering.
Transpirasi terbalik yaitu masuknya uap air dari sekitar daun tanaman masuk kedalam daun melalui permukaan daundan keluar masuk menjadi butiran yang dapat digunakan tanaman sebagai bahan fotosintesis.

IV. Waktu dan Tempat

            Pelaksanaan praktikum perkembangbiakan vegetatif ini dilaksanakan pada hari Selasa, 02 Oktober 2007, pukul 14.00-15.30 Wib. Bertempat di laboratorium Pengembangbiakan Vegetatif Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

V. Alat dan Bahan

            Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengembangbiakan Vegetatif adalah : Batang (cabang) Bougenvil stabilis, kertas koran, kantong plastik, steples, gunting, pisau, gedebok pisang, dan lain-lain

VI. Prosedur Kerja untuk cabang Bougenvil tanpa perlakuan

  1. Memotong cabang Bougenvil yang tegak dan lurus sepanjang 20-30 cm
  2. Dibiarkan selama 24 jam pada suhu dan temperatur yang stabil
  3. Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi pada organ-organ cabang tanaman

VII. Hasil dan Pembahasan

a.       Hasil pengamatan
KEL
PERLAKUAN
KETERANGAN
ANALISIS
I
Kantong Plastik
Kurang Segar
Transpirasi-Respirasi Rendah
II
Koran Basah dan Plastik
Segar
Transpirasi-Respirasi Rendah
III
Koran Kering
Kurang Segar
Transpirasi-Respirasi Terjadi
IV
Gedebok Pisang
Sangat Segar
Transpirasi-Respirasi Rendah
V
Tanpa Perlakuan
Layu
Transpirasi-Respirasi Tinggi

b.      Pembahasan
            Berdasarkan hasil pengamatan maka cabang tanaman bougenvil tanpa perlakuan tampak tidak segar (layu) dibandingkan cabang bougenvil yang mendapat perlakuan. Hal ini terjadi karena proses respirasi dan transpirasi yang masih berlangsung pada saat bahan stek tanaman diambil.
            Pada perlakuan lain, bahan stek tanaman masih segar karena perlakuan yang diberikan pada setiap cabang Bougenvil laju respirasi dan transpirasinya dapat diperkecil, sehingga kelembaban dan kehilangan air akibat transpirasi terjaga.
            Keadaan bahan stek (cabang bougenvil) yang paling segar adalah pada pada perlakuan dengan gedebok pisang, karena gedebok pisang memeiliki kandungan air yang tinggi sehingga kelembaban dan laju respirasi dan transpirasi dapat dikendalikan. Selain itu, kandungan air yang tinggi dalam gedebok pisang dapat masuk kedalam daun tanaman melalui peristiwa transpirasi balik.
            Analisis ini diperuntukan untuk menilai kenormalan bahan stek yang telah dibawa masih segar atau tidak. Kesegaran bahan stek dilihat dari beberapa ciri-ciri : Bahan segar tidak layu dan tidak mengalami perubahan warna asli diwaktu pewrtama dipotong dari pohon induk, tidak ada mengalami pembusukan, sedangkan bahan stek yang tidak segar adalah bahannya layu , terjadi perubahan warna asli pada waktu pertama diambil / dipotong dari pohon induknya, telah ada bagianyang mengalami pembusukan yang kadang-kadang ada lapisan jamur.


VIII. Kesimpulan

            Adapun kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan praktikum ini adalah bahwa bahan stek yang diambil dalam keadaan segar proses transpirasi dan respirasi masih berlangsung. Untuk mencegah kelayuan karena proses transpirasi dan respirasi maka kelembapan dan suhu harus stabil sesuai dengan toleransi tanaman. Untuk itu pengemasan yang tepat adalah menggunakan gedebok pisang.

Daftar Pustaka

Lakitan, Benjamin.1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan Kampus Padang. Padang
A.H. Fitter. 1992. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Universitas Gajah Mada. yogyakarta
Anonim. 2005. fisiologi Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Jambi

Artikel Yang Perlu Anda Baca



0 komentar: