Selasa, 01 September 2009

Temu Putih

The Best Business
Makalah Gratis
Unbari
Unja
KATA PENGANTAR


Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang senantiasa mencurahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas biokimia tentang tanaman obat tradisional ini.
Paper ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas akhir mata kuliah biokimia. Adapun tujuan penulis mengangkat pembahasan tentang tanaman obat temu putih adalah untuk memperoleh pengetahuan tentang kandungan dan manfaat yang ada didalamnya sehingga dapat berguna bagi penulis sendiri maupun para pembaca dan bermanfaat dalam kehidupan sehari – hari. Penulis berharap dengan paper tanaman obat tradisional temu putih ini dapat mengenalkan pada pembaca tentang bentuk, macam, dan pengolahan berbagai tanaman obat serta penggunaan dalam penyembuhan berbagai macam penyakit, karena obat tradisional disamping mudah didapat juga tidk menimbulkan afek samping seperti obat-obat buatan pabrik karena tidak mengandung pengawet.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Paper ini masih terdapat kurangan baik dalam bentuk penyajian penulisan, bahasa, susunan kalimat maupun penjelasannya. Itu semua disebabkan oleh keterbatasan kemampuan penulis, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun kepada pembimbing dan para pembaca sehingga penulis dapat memperbaiki kesalahan dan kekurangannya. Ahirnya penullis berharap semoga paper ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak – pihak yang membutuhkannya.



Jambi, 27 januari 2008
Penulis,

BAB I
PENDAHULUAN

I.I TUJUAN


Dengan Paper ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang tanaman obat tradidional. Dalam paper ini kita dikenalkan tentang tanaman yang bisa dijadikan obat, karena kita tahu bahwa negeri ini kaya akan segala tanaman, termasuk tanaman obat, walau kehadirannya belum banyak diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat. Untuk itulah paper ini dibuat, karena kebanyakan tanaman disamping bisa untuk sayur-sayuran juga berfungsi sebagai obat tradisional dimana juga berkhasiat untuk kesehatan. Dengan adanya paper ini diharapkan bisa menimbulkan semangat para pembaca untuk memberdayakan tanaman sebagai obat tradisonal.
Disamping itu dengan adanya paper ini pembaca juga bisa memahami dan mengenal lebih lanjut bagaimana pemanfaatan dan pengolahannya tanaman obat yang biasa dikenal masyarakat luas.
Dengan adanya tanaman yang bermanfaat, sebagai obat tradisonal untuk kesehatan diharapkan pembaca bisa memahami dan dijadikan pedoman untuk memberdayakannya dan melestarikannya serta menerapkannya dalam kesehariannya.

I.II LATAR BELAKANG

Masyarakat Indonesia hingga saat ini masih menjunjung tinggi warisan budaya bangsa, salah satu diantaranya adalah dengan melestraikan penggunaan tanaman obat untuk menanggulangi penyakit . Dewasa ini pengobatan dengan obat tradisional semakin disukai oleh masyarakat Indonesia, baik yang tinggal di pedesaan maupun di kota, seiring dengan perkembangan pengobatan secara modern. Pasalnya obat tradisional selain harga relatif murah juga mudah didapat Penggunaan obat tradisional atau jamu masih berlangsung pada sebagian besar dari masyarakat kita. Sebagai salah satu contoh tanaman yang mempunyai efek dalam pengobatan secara tradisional adalah Curcuma zedoaria (Berg) Roscoe atau dikenal dengan nama lokal: Temu Putih. Tanaman temu putih mengandung zat berkhasiat antara lain : kurkuminoid, minyak atsiri, zat pati, damar, mineral, lemak, saponin, dan flavonoid. Tanaman temu putih sering dimanfaatkan sebagai obat stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh bahkan dalam bentuk campuran serbuk kering atau simplisia..
Temu putih adalah suatu tanaman yang pada umumnya ditanam sebagai tanaman obat. Dapat ditemukan tumbuh liar pada tempat-tempat terbuka yang tanahnya lembab, pada ketinggian 0-1.000 m dpl. Sosok tanaman ini mirip dengan temulawak tetapi dapat dibedakan dari rimpangnya. Temu putih banyak ditemukan di Indonesia seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra, Ambon, Hingga Irian. Selain itu, temu putih juga dibudidayakan di India, Banglades, Cina, Madagaskar, Filipina, dan Malaysia. Pada masa kini temu putih telah banyak dikenal oleh masyarakat.
Temu putih termasuk tanaman tahunan. Temu putih mempunyai nama latin Curcuma zedoria. Temu putih sudah banyak menyembuhkan banyak penyakit. Dalam tradisi pengobatannya, rimpang temu putih lebih banyak digunakan. Daun temu putih biasa digunakan sebagai bumbu masak karena rasanya hampir mirip dengan serai.



BAB II
PEBAHASAN


Temu Putih (Curcuma zedoria [Berg.]Rosc
Familia :
Zingiberaceae




Umumnya, temu putih dapat ditemukan tumbuh liar pada tempat-tempat terbuka yang tanahnya lembab pada ketinggian 0-1.000 m dpl. Sosok tanaman ini mirip dengan temulawak tetapi dapat dibedakan dari bentuk rimpangnya. Temu putih banyak ditemukan di Indonesia seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra, Ambon, Hingga Irian. Selain itu, Juga di budidayakan di India, Banglades, Cina, Madagaskar, Filipina, dan Malaysia.
Tanaman tahunan ini tingginya dapat mencapai 2 m. Batangnya merupakan batang semu yang dibentuk dari pelepah-pelepah daun yang tumbuh dari rimpangnya. Daun tunggal, bertangkai panjang. Batang sesungguhnya berupa rimpang yang bercabang di bawah tanah, berwama coklat muda coklat tua, di dalamnya putih atau putih kebiruan, memiliki umbi bulat dan aromatik. Daun tunggal, pelepah daun membentuk batang semu, berwarna hijau coklat tua, helaian 2-9 buah, bentuk memanjang lanset 2,5 kali lebar yang terlebar, ujung runcing-meruncing, berambut tidak nyata, hijau atau hijau dengan bercak coklat ungu di tulang daun pangkal, 43-80 cm atau lebih. Bunga majemuk susunan bulir,diketiak rimpang primer, tangkai berambut. Daun pelindung berjumlah banyak, spatha dan brachtea; rata-rata 3-8 x l,5-3,5cm. Kelopak 3 daun, putih atau kekuningan, bagian tengah merah atau coklat kemerahan, 3 -4 cm. Mahkota: 3 daun, putih kemerahan, tinggi rata-rata 4,5 cm.
Bibir bibiran membulat atau bulat telur terbalik, ujung 2 lobe, kuning atau putih, tengah kuning atau kuning jeruk, 14-18 x 14-20 mm. Benang sari 1 buah, tidak sempuma, bulat telur terbalik, kuning terang, 12-16 x 10-115 mm, tangkai 3 5 x 2-4 mm, kepala sari putih, 6 mm. Buah: berambut, rata-rata 2 cm. Waktu berbunga Agustus - Mei. Helaian daun berbentuk runcing, tetapi rata, pertulangan menyirip, berwarna hijau dengan sisik kiri-kanan, ibu tulang daun terdapat semacam pita memanjang berwarna merah gelap atau lembayung panjang 25-70 cm, lebar 8-15 cm. Dalam masyakat tradisi penyembuhan masyarakat tradisional temu putih hanya dibakar lalu diperas dan diminum, tetapi untuk hasil yang maksimal rimpang temu putih rebus. Untuk pemakaian luar, gunakan minyak asiri atau air pemerasan rimpang segarnya untuk pemakaian lockl, seperti luka memar, berbagai macam kelainan kulit. Abu dari rimpangnya bisa ditaburkan pada luka, borok, dan tubuh yang terkilir (keseleo). Karena kasiat nya yang luar biasa itulah dewasa ini temu putih telah banyak dibudidayakan oleh sebagian besar masyarakat. Bahkan diluar Negri sudah dibuat obat fitofarmaka, seperti Leilipien, Pao Kwun Tan yang bahan utamanyaa adalah temu putih.
Temu putih berbunga majemuk berbentuk bulir yang tandannya keluar langsung dari rimpang. Panjang tandan 20-25 cm, bunga mekar secara bergiliran dari kantong-kantong daun pelindung yang besar. Mahkota bunga berwarna putih dengan garis tepi merah tipis. Rimpang induk bentuknya jorong membulat dan mengluarkan rimpang cabang yang cukup banyak dan tumbuh kearah samping, ukurannya lebih kecil, bentuknya memanjang dan mudah dipatahkan. Dari rimpangnya keluar akar-akar yang kaku dan pada ujungnya terdapat kantong air. Warna rimpangnya putih dengan hati yang berwarna kuning muda. Bentuk buah bundar, berserat, segitiga, kulitnya lunak dan tipis. Biji bentuknya lonjong, berselaput, ujungnya bewarna putih.
Daun rasanya seperti serai sehingga bisa digunakan untuk memasak ikan. Rimpang muda dapat ditambahkan kedalam salad. Perbanyakan dengan rimpang dan pemisahan anak.


Sifat dan Kasiat
Rimpang temu putih rasanya sangat pahit, pedas dan sifatnya hangat, berbau aroamatik, dengan afinitas ke meridian hati dan limpa. Temu putih termasuk tanaman obat yang menyehatkan darah dan menghilangkan sumbatan, melancarkan sirkulasi vital energi (qi) dan menghilangkan nyeri. Rimpang temu putih berkasiat antikanker, anti radang (antiflogistik), melancarkan aliran darah, fibrinolitik, tonik pada saluran cerna, peluru haid (emenagong), dan peluru kentut.
Dalam masayarakat temu putih biasanya digunakan sebagai obat kudis, radang kulit, pencuci darah, perut kembung, dan gangguan lain pada saluran pencernaan serta sebagai obat pembersih dan penguat (tonik) sesudah nifas.
Kandungan Kimia
Rimpangan temu putih mengandung 1-2,5% minyak menguap dengan komposisi utama sesquiterpene. Minyak menguap tersebut mengandung lebih dari 20 komponen seperti curzerenone (zedoarin) yang merupakan komponen terbesar, curzerene, pyrocurcuzerenone, curcumin, curcumemone, epicurcumenol, curcumol (curcumenol), isocurcumenol, procurcumenol, dehydrocurdone, furanodienone, isofuranodienone, furanodiene, zederone, dan curdione. Selain itu mengandung flavonoid, sulfur, gum, resin, tepung, dan sedikit lemak. Curcumol dan curdione berkasiat antikanker.
Rimpang temu putih mengandung zat wama kuning kurkumin (diarilheptanoid). Kornponen minyak atsiri dari rimpang Cucrcuma zedoaria terdiri dari: turunan Guaian (Kurkumol, Kurkumenol, Isokurkumenol, Prokurkumenol, Kurkurnadiol), turunan Germakran (Kurdion, Dehidrokurdion); Seskuiterpen furanoid dengan kerangka eudesman (Kurkolon). Kerangka Germakran (Furanodienon, Isofuranodienon, Zederon, Furanodien, Furanogermenon); kerangka Eleman (Kurserenon identik dengan edoaron, Epikurserenon, Isofurano germakren); Asam-4-metoksi sinamat (bersifat fungiStatik). Dari hasil penelitian lain ditemukan kurkumanolid A, kurleumanolid B, dan kurkumenon.'0)

Bagian yang Digunakan
Bagian tanaman yang digunakan adalah rimpangnya. Setelah dibesihkan, rebus rimpang, lalu jemur sampai kering. Setelah akarnya dibuang, iris rimpang tipis-tipis untuk disimpan.

Indikasi
• Rimpang digunakan untuk pengobatan :
• Nyeri sewaktu haid (dismenore)
• Tidak datang haid (anemore) karena tersumbatnya aliran darah
• Pembersihan darah setelah melahirkan
• Memulihkan gangguan pencernaan makanan (dispepsi), seperti rasamual dan kembung karena banyak gas
• Sakit perut, rasapenuh dan sakit di dada akibat tersumbatnya energi vital
• Pembesaran: hati (hepatomegali), Limpa (splenomegali)
• Lukama memar, sakit gigi, radang tenggorok, batuk
• Kanker : serviks, vulva, dan kulit
• Meningkatkan efektivitas pengobatan radiasi dan kemoterapi pada penderita kanker
Cara Pemakaian
Untuk obat yang diminum, rebus rimpang temu putih kering (3-10 g). Untuk pemakaian luar, gunakan minyak asiri atau air pemerasan rimpang segarnya untuk pemakaian local, seperti luka memar, berbagai macam kelainan kulit. Abu dari rimpangnya bisa ditaburkan pada luka, borok, dan tubuh yang terkilir (keseleo).



Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian
 Pada penelitian di Cina, temu putih selain dapat menyembuhkan kanker serviks, juga meningkatkan khasiat radioterapi guna membunuh sel kanker
 Infus Rimpang temu putih 30% pada kelinci yang telah diberikan karbon tetraklorida dapat mempercepat turunya enzim SGOT, SGPT, dan Gamma GT pada serum kelinci (Agus Hewijanto, Fakultas Farmasi, WIDMAN, 1990)
 In vitro, minyak menguap menghambat pertumbuhan Streptococcus hemoltyticus, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Salmonella typhi, danVibrido cholarae.
 Minyak menguap juga mempunyai efek antitrombotik yang kemungkinan disebabkan oleh kurkumin
 Pemberian ekstrakenatol dari rimpang temu putih pada tikus dan mencit yang hamil muda mempunyai efek abortivum, juga mempunyai efek antiimplantis pada anjing


Catatan
 Ibu hamil serta perempuan dengan darah haid yang banyak dilarang minum temu putih karena keluarnya darah haid akan lebih banyak
 Mempunyai khasiat yang mirip dengan kunyit (Curcuma domestica Val.) dan jahe (Zingiber officinale Rosc.)
 Aliran qi dan darah yang tidak lancar (tersumbat) di tandai dengan nyeri perut (abdominal pain), tidak datang haid (amenore), atau timbul tumor di rongga perut
 Terganggunya fungsi limpa di tandai dengan rasa penuh di lambung karna makanan tidak tercerna, perut kembung, perasaan penuh di ulu hati, dan rasa nyeri.
 Di luar Negri sudah dibuat obat fitofarmaka, seperti Leilipien, Pao Kwun Tan. /Na

Artikel Yang Perlu Anda Baca



0 komentar: