Selasa, 01 September 2009

IMITASI PERBANDINGAN GENETIS

The Best Business
Makalah Gratis
Unbari
Unja
LAPORAN PRAKTIKUM
GENETIKA
“IMITASI PERBANDINGAN GENETIS 1, 2, Dan 3”






Oleh
Samsul Ma’arif
A1C406026



DOSEN PENGAMPU
Drs Jodion Siburian, M.Si












PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2009


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LANDASAN TEORI
Selama proses meiosis pada spermatogenesis, gen-gen bersegresi kedalam gamet. kedua anggota dari setiap pasang kromosom yang homolog didistribusikan ke gamet yang terpisah. sebagai contoh individu dengan genotip AA akan menghasilkan satu macam gamet yaitu A. Individu dengan genotip aa akan menghasilkan gamet a dan individu dengan genotip Aa akan menghasilkan genotip A dan a.
Orang yang pertama kali melakukan persilangan dengan dengan menggunakan tumbuhan sebagai bahan adalah seorang alim ulama berkebangsan Australia bernama Geogor Mendel (1822-1884) pada tahun 1866. Mendel diakui sebagai bapak genetika.
Mendel dalam dalam percobaan-percobaannya kadang dapat mengetahui bahwa ada gen-gen yang tidak dominan dan tidak resesif pula. Dengan perkataan lain gen tesebut tidak memperlihatkan sifat dominan sepenuhnya. Akibat keturunan dari perkawinan individu dengan satu sifat beda akan mempunyai sifat antara dari kedua induknya. Sifat demikian itu dinamakan Sifat Intermediet.
Mendel membuat persilangan dengan mengunakan tanaman mulut singa ( Antirrhinum majus) yang bunganya berwarna merah dan putih. Semua tanaman keturunan F1 berbunga merah muda. Ini berarti bahwa sifat dari kedua induknya ikut mengambil peranan.
Ketika tanaman-tanaman F1 dibiarkan menyerbuk sendiri, maka didapat tanaman-tanaman F2 yang memisah dengan perbandingan ¼ merah : ½ merah muda : ¼ putih atau 1:2:1. Disini kita dapat lebih mudah membedakan tanaman yang homozigot (yaitu yang berbunga merah, dan yang berbunga putih ) dari tanaman yang heterozigot (yaitu berbunga merah muda).
Apabila tanaman-tanaman F2 homozigot berbunga merah (MM) dibiarkan menyerbuk sesamanya atau menyerbuk sendiri, maka keturunannya akan selalu berbunga merah saja.
Demikian pula dengan tanaman-tanaman F2 homozigot berbunga putih (mm) untuk selanjutnya akan selalu menghasilkan keturunan berbunga putih saja. Adapun tanaman F2 heterozigot berbunga merah muda bila dibiarkan menyerbuk sesamanya atau mengadakan penyerbukan sendiri akan selalu menghasilkan keturunan yang memisah dengan perbandingan 1:2:1.
Jika diadakan penyerbukan silang antara dua tanaman homozigot yang berbeda satu sifat missal Mirabilis jalapa (bunga pukul empat) berbunga merah yang disilangkan dengan yang berbunga putih, maka terjadilah F1 yang berbunga jambon (Merah muda). F1 yang kita sebut monohibrida ini bukan homozigot lagi, melainkan suatu heterozigot.
Jika tanaman F1 ini kita biarkan mengadakan penyerbukan sendiri, kemudian biji-biji yang dihasilkan itu kita tumbuhkan, maka kita peroleh F2 yang berupa tanaman berbunga merah, tanaman berbunga jambon dan tanaman berbunga putih, jumlah-jumlah mana berbanding 1:2:1.
Dalam hal ini maka warna jambon itu kita namakan warna intermediet antara merah dan putih. Jadi F1 tersebut diatas merupakan suatu monohibrida yang intermediet.(Djidjosepoetro.1975)
Peluang menyangut derajat kepastian apakah suatu kejadian terjadi atau tidak. Dalam ilmu fenetika ilmu genetika, segregasi dan rekombinasi gen juga didasarkan pada hokum peluang. Rasio persilangan Heterozigot dalah 3:1 jika sifat tersebut diturunkan secara dominant penuh.Jika terjadi persilangan dan hasilnya tidak esuai dengan teori.Kita dapat menguji penyimpangan ini dengan uji Chi-square degan rumus sebagai berikut:

X 2 = ∑ (O.E)2 : E
Dengan:
X2 = Chi Quadrat
O = Nilai pengamatan
E = Nilai harapan
∑ = Sigma ( Jumlah dari nilai-nilai)
(Noor.R.R.1996)

Seringkali percobaan perkawinan yang kita lakukan menghasilkan keturunan yang tidak sesuai dengan hukum Mendel. Unjuk menguji hal ini digunakan tes X2 atau disebut juga dengan Chi square. Awalnya tes ini dinamakan test phi ( ƒ ).Untuk memudahkan mengingatnya dikatakan test X. (Suryo.1984)
Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menentukan nisbah yang diharapkan dari tipe-tipe persilangan genotip yang berbeda. Pengunaan teori ini memungkinkan kita untuk menduga kemungkinan diperolehnya suatu hasil tertentu dari persilangan tersebut.
Metode chi kuadrat adalah cara yang tepat kita pakai untuk membandingkan data percobaan yang diperoleh dari hasil persilangan denganh hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teotitis. Dengan cara ini seorang ahli genetika dapat menentukan satu nilai kemungkinan untuk menguji hipotesis itu.
Peristiwa yang mungkin tejadi adalah peristiwa saling asing yaitu peristiwa yang tidak mungkin terjadi bersama-sama.Peristiwa gayut yaitu peristiwa tidak mempengaruhi terjadinya peristiwa lain.

1.2. Tujuan
1) Perbandingan genetik 1
o Mendapatkan gambaran tentang kemungkinan gen-gen yang dibawa oleh gamet-gamet akan bertemu secara acak (random).
o Melakukan pengujian lewat test statistic X2 (Chi-square) untuk menetahui apakah hasil yang didapat bisa dianggap baik atau tidak.
2) Perbandingan genetik II
Melakukan pegujian lewat test X2 (Chi-square test) untuk mengetahui apakah hasil yang didapat bisa dianggap baik atau tidak
3) Perbandingan genetik III
. Melakukan pegujian lewat test X2 (Chi-square test) untuk mengetahui apakah hasil yang didapat bisa dianggap baik atau tidak























BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

2.1. Waktu dan Tempat
Praktikum perbandingan genetris 1 dan 2 ini dilaksanakan dirumah salah satu kelompok pada tanggal 1 Februari 2009

2.2. Alat dan Bahan
1) Perbandingan genetic 1
• Karton yang telah dibentuk seperti lingkaran, untuk perorangan masing-masing 12 merah dan 12 putih.
• Dua buah toples

2) Perbandingan genetic II
• Karoton yang telah dibentuk seperti lingkaran, untuk perorangan masing-masing 12 merah dan 12 putih.
• Kantong baju praktikum

3) Perbandingan genetic III
Bahan yang digunakan sama dengan pada imitasi perbandingan genetis I








2.3. PROSEDUR KERJA
1) Perbandingan genetik I
• Disiapkan 12 karton merah dan 12 karton putih untuk masing-masing orang.
• Diambil 6 berwarna merah dan 6 berwarna putih dan dimasukkan ke dalam masing-masing kantong.
• Kantong di aduk sampai karton yang berada didalamnya homogen.
• Diambil satu karton dari sebelah kiri dan satu karton dari sebelah kanan.
• Dicatat hasilnya, dan diulangi percobaan sampai 10 kali.
• Dicatat hasil yang diperoleh pada table yang tersedia. Baik hasilo perindividu, kelompok maupun kelas.
• Dilakukan pengujian X2 nya, untuk setiap hasil yang didapat.

2) Perbandingan genetik II
• Disiapkan 12 karton merah dan 12 karton putih untuk masing-masing orang.
• Diambil 6 berwarna merah dan 6 berwarna putih dan dimasukkan ke dalam masing-masing kantong.
• Kantong di aduk sampai karton yang berada didalamnya homogen.
• Diambil satu karton dari sebelah kiri dan satu karton dari sebelah kanan.
• Dicatat hasilnya, dan diulangi percobaan sampai 10 kali.
• Dicatat hasil yang diperoleh pada table yang tersedia. Baik hasilo perindividu, kelompok maupun kelas.
• Dilakukan pengujian X2 nya, untuk setiap hasil yang didapat.
3) Perbandingan genetik 1II
Perlakuan A
• Di sediakan karton 4 merah-biru (RB)
• 4 karton merah-kuning (Rb)
• 4 karton putih-biru (rB)
• 4 karton putih-kuning (rb)
Perlakuan B
• Diambil karton dari kantong kiri degan tangan kiri,dan bersamaan dengan yang kanan. Dilakukan tanpa melihat isi kantong, lakukan hingga kancing terambil semuanya. Pertemuan dua kombinasi kancing di kedua belah tangan merupakan zigot perkawinan individu dihibrida.
• Ulangi hingga 16 kali











BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. HASIL
Imitasi perbandingan genetis I
DF = K-1
=2-1 = 1
No Nama anggota kelompok Merah (RR) Merah (Rr) Putih (rr) Jumlah
1 Hendra Budiono 33 56 31 120
2 Samsul ma’arif 24 72 24 120
3 Ratih ratna wait 27 66 27 120
4 Muchson dadik A 29 62 29 120
5 Sri duana 26 68 26 120
6 Hari kapli 31 64 25 120
jumlah 170 388 162 720
Persentasi % 77% 22,5% `100

Tabel uji test x2 kelompok
No Faktor perhitungan F1 F2 Jumlah
1
2
3
4
5
6
Jumlah individu yang diamati
Jumlah individu yang diharapkan
Selisih [H-A]
Selisih factor koreksi
Kuadarat harga no 4
Hasil no 5 dibagi dengan jumalah yang diharapkan 558
540
-18
-18,5
342,25
0,63 162
180
18
17,5
306,25
1,70 720
720
0
-1
648,5
2,33



Imitasi perbandingan genetis II

DF = K-1
=3-1 = 2
No Nama anggota kelompok Merah (RR) Merah (Rr) Putih (rr) Jumlah
1 Hendra Budiono 30 56 30 120
2 Samsul ma’arif 24 72 24 120
3 Ratih ratna wait 27 66 27 120
4 Muchson dadik A 26 62 26 120
5 Sri duana 31 68 31 120
6 Hari kapli 33 64 33 120
jumlah 171 378 171 720
Persentasi % 23,75% 52,5% 23,75% 100


Tabel uji test x2 kelompok
No Faktor perhitungan F1 F2 F3 Jumlah
1
2
3
4
5
6
Jumlah individu yang diamati
Jumlah individu yang diharapkan
Selisih [H-A]
Selisih factor koreksi
Kuadarat harga no 4
Hasil no 5 dibagi dengan jumalah yang diharapkan 171
180
9
8,5
72,25
0,40 378
360
-18
-18,5
342,25
0,95 171
180
9
8,5
72,25
0,40 720
720
0
-1,5
486,75
1,75






Imitasi Genetic III

No Anggota R.B R. b rr. B Rr b
1 Hendra Budiono 140 41 58 17
2 Samsul ma’arif 143 50 47 56
3 Ratih ratna wait 144 43 53 16
4 Muchson dadik A 144 49 47 16
5 Sri duana 141 52 44 19
6 Hari kapli 145 53 45 13
857 288 294 97


3.2. PEMBAHASAN
1) Perbandingan genetik I
Pengamatan yang telah kami lakukan berhasil karena hipotesis diterima karena dari perhitungan di dapat nilai chi-squre hitung adalah 2,33 kecil dari nilai chi-saqire pada tingkat kepercayaan 5%. Hasil persilangan yang mmenghasilkan ratio fenotip 558= 116 tidak menyimpang dari rasio feuotip 3:1
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan pada praktikum ini didapat hasil seperti table di atas. Hasil tersebut merupakan hsil yang diperoleh dari pengamatan kelompok yang telah di rata- ratakan. pada praktikum iani kami melakukan persilangan monohybrid untuk mendapatkan hasil tersebut. kami melakukan persilangan dengam mengawinkan dua individu yang memiliki dua sifat beda, yang diibaratkan dengan dua karton yang berbeda warna, warna merah dan putih. Karena dalam penyilangan monohybrid Ketika tanaman-tanaman F1 dibiarkan menyerbuk sendiri, maka didapat tanaman-tanaman F2 yang memisah dengan perbandingan ¼ merah : ½ merah muda : ¼ putih atau 1:2:1. Disini kita dapat lebih mudah membedakan tanaman yang homozigot (yaitu yang berbunga merah, dan yang berbunga putih ) dari tanaman yang heterozigot (yaitu berbunga merah muda).
Apabila tanaman-tanaman F2 homozigot berbunga merah (MM) dibiarkan menyerbuk sesamanya atau menyerbuk sendiri, maka keturunannya akan selalu berbunga merah saja.
Dari persilangan tersebut diperoleh rasio penotif F2 dengan perbandingan merah : putih sebesar 4:1. perbandingan yang diharapkan seharusnya merah : putih 3:1 berdasarkan hokum mandel I.

2) Perbandingan genetik II
Dari tabel hasil yang ada dengan menghitung tabel uji tes X2 pada uji genetik II didapat hasil yang telah benar karena hipotesis diterima.
Dari perhitungan didapat nilai chi-square hitung adalah 1,75, lebih kecil dari nilai chi-square tabel dari tingkat kepercayaan 5%. Jadi, hasil persilangan yang menghasilkan ratio fenotip 171:378;171 tidak menyimpang dari ratio harapan 1:2:1 jadi praktikum sukses.
Dalam bukunya Genetika yang berjudul genetika berpendapat bahwa sesungguhnya ratio fenotip F2 hanya merupakan perhitungan teoritis ratio ini diperoleh dari ratio genotifnya. sebetulnya dalam kenyataan sehari- hari, ratio fenotip yang didapat tidaklah persis demikian. Kalau umpamanya spesies yang dihitung adalanh 120 ekor, maka tidak selalu persis bahwa yang merah 60 dan yang putih 30. mungkin dekat ini ratio kenyataan, yang disebut o (observation) terhadap ratio teoritis, yang diseut e (expected), makin sempurna data yang dipakai, berarti makin bagus pernyataan penotifnya.
Kalau perbandingan o/e mendekati angka suatu berarti data yang didapat bagus, dan pernyataan penotif tentang karakter yang diselidiki mendekati sempurna. Akan tetapi, jika o/e menjauhi 1, data ini buruk dan pernyataan penotif tantang karakter yang diselidiki berarti dipengaruhi oleh suatu factor lain.
3) Perbandingan genetik 1II
Dalam pengujian genetik III kami juga mendapatkan hasil yang sempurna, yaitu hipotesa yang ada diterima. Frekuansi gen merupakan pernyataan metematis suatu gen yang tersebar dalam suatu populasi yang bereproduksi secara seksual. Bagi suatu lokus genetik yang memiliki produk gena lebih dari satu atau bersifat alelik,maka frekuensi gena tersebut juga frekuensi alel dari lokus tersebut. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa untuk menghitung frekuensi suatu gena atau frekuensi alel perlu diketahui dulu sebaran genotip dalam populasi yangt diperiksa.(Sofro.A.S.1992)
Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menentukan nisbah yang diharapkan dari tipe-tipe persilangan genotip yang berbeda. Pengunaan teori ini memungkinkan kita untuk menduga kemungkinan diperolehnya suatu hasil tertentu dari persilangan tersebut.
Metode chi kuadrat adalah cara yang tepat kita pakai untuk membandingkan data percobaan yang diperoleh dari hasil persilangan denganh hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teotitis. Dengan cara ini seorang ahli genetika dapat menentukan satu nilai kemungkinan untuk menguji hipotesis itu.
Peristiwa yang mungkin tejadi adalah peristiwa saling asing yaitu peristiwa yang tidak mungkin terjadi bersama-sama.Peristiwa gayut yaitu peristiwa tidak mempengaruhi terjadinya peristiwa lain.
Chi kuadrat adalah uji nyata apakah data yang diperoleh benar mingimpang dari nisbah yang diharapkan,tidak secra betul.Perbandingan yang diharapkan berdasarkan pemisahan hipotesis berdasarkan pemisahan alel secara bebas. (Kusdianti.L.1986)



BAB IV
KESIMPULAN

1) Perbandingan genetik 1
Setelah melakukan praktikum tentang imitasi perbandingan genetis 1dapat disimpulkan bahwa praktikan dapat :
 Mengetahui gambaran tentang kemungkinan gen-gen yang dibawa oleh gamet-gamet akan bertemu secara acak (random)
 Menggunakan pengujian lewat tes X2 untuk mengetahui apakah hasil yang didapat bisa dianggap baik atau tidak
2) Perbandingan genetik II
Setelah melakukan praktikum tentang imitasi perbandingan genetis 1dapat disimpulkan bahwa praktikan dapat Menggunakan pengujian lewat tes X2 untuk mengetahui apakah hasil yang didapat bisa dianggap baik atau tidak

3) Perbandingan genetik III
Setelah melakukan praktikum tentang imitasi perbandingan genetis 1dapat disimpulkan bahwa praktikan dapat Menggunakan pengujian lewat tes X2 untuk mengetahui apakah hasil yang didapat bisa dianggap baik atau tidak dan melihat kemungkinan-kemungkinan gen yang timbul





DAFTAR PUSTAKA

Didjosepoetro.1974.Pengantar Genitika. DeptDikBud: Jakarta

Kusdiarti,lilik.1986.Genetika Tumbuhan.UGM Press: Yogyakarta

Nio,Tjan kwiauw.1990.Genetika Dasar.ITB Press: Bandung

Sofro,abdul salam.1992.Keanekaragaman Genetik.Andiofsel:Yogyakarta

Suryo.1984.Genetika.UGM Press: Yogyakarta

Artikel Yang Perlu Anda Baca



0 komentar: