Minggu, 16 Januari 2011

Makalah Tentang Takwa

The Best Business
Makalah Gratis
Unbari
Unja
 BAB I
TINJAUAN PERMASALAHAN


Ada manusia yang dalam hidupnya, dia tidak mau berusaha. Segala modaldan aset yang ada pada dirinya dibiarkan dan tidak digunakan. Baik ilmu danpemikirannya, kemahirannya, tenaganya, masanya ataupun kekayaan, tanah danhartanya. Manusia seperti ini sangat rugi.

Ada pula manusia yang dalam hidupnya sangat berusaha. Digunakan segalakepunyaannya dan segala apa yang ada pada dirinya. Tetapi usahanya itu tidakmembawa berkah dan ketenangan kerana usahanya itu tidak dihalakan kepadasuatu arah yang tertentu atau kepada hal yang betul. Orang berusaha maka dia punberusaha. Dia melihat sibuk, dia pun sibuk. Apa tujuannya dia tidak tahu. Olehkarena itu, usahanya tinggal usaha tanpa ada apa-apa hasil yang bermanfaat.

Orang seperti ini, dua kali rugi. Sudah tidak dapat apa-apa seperti orangyang tidak berusaha tadi, ditambah dia dapat letih dan capek serta modalnya habisbegitu saja. Orang yang langsung tidak berusaha, setidak-tidaknya dia tidak letihdan modalnya tidak habis.

Begitulah umumnya sifat, watak dan perangai umat Islam masa kini diseluruh dunia. Mereka malas berusaha atau mereka berusaha tetapi tidak adaniatnya dan hasilnya tidak ke mana. Sudah amal ibadah mereka kurang,disempitkan pula hanya kepada ibadah yang berbentuk khusus semata-mata. UmatIslam hari ini beramal tidak tahu untuk dapat apa. Untuk dapat pujian? Untuk dihormati? Untuk disokong dan diberi undian? Supaya tidak dikucilkan olehmasyarakat atau supaya tidak dihukum kerana tidak bersyariat? Kalau ditanya,paling mereka menjawab kerana mau mengumpulkan pahala. Seolah-olah Syurgaitu ada maharnya dan bisa dibeli. Ada harga dan nilainya. Semua kenikmatan didunia, semuanya bisa dibeli. Kalau tidak dengan duit, dengan pahala.

Amal ibadah itu sama, ada yang lahir maupun yang batin adalah syariat.Tujuan kita bersyariat tidak lain dan tidak bukan adalah untuk membesarkanAllah. Syariat itu tidak besar. Yang besar ialah Allah. Kita beramal dan bersyariatuntuk mendapat Allah SWT. Untuk mendapat ridho, kasih sayang dan kekuasaan Allah. Untuk mendapat pemeliharaan, perlindungan dan keselamatan dari Allah.Atau dengan kata lain, untuk mendapat taqwa. Segala amalan itu untuk menambahtaqwa. Kerana Allah hanya menerima ibadah dari orang-orang yang bertaqwa.Allah hanya membela, membantu dan melindungi orang-orang yang bertaqwa.Hanya orang-orang yang bertaqwa saja yang akan selamat di sisi Allah Taala.

Selama ini ada di antara kita yang memahami taqwa itu sebagai takut.Sedangkan taqwa itu bukan berarti takut kepada Allah. Jadi bilamana khatibmembaca khutbah Jumaat, seringkali juga khatib itu melaungkan Ittaqullah,kemudian diterjemahkan sebagai Takutlah kamu kepada Allah. Kalaulah istilahtakut itu mau digunakan, maka hendaknya disebut khaufullah. Sebab itu maknasebenarnya takutlah kepada Allah. Takut kepada Allah itu hanyalah satu sifatdaripada berbagai-berbagai sifat taqwa. Ia adalah sebiji buah taqwa daripadahimpunan buah-buah taqwa yang beratus banyaknya. Oleh itu tidaklah tepatditafsirkan taqwa itu sebagai takut.

Apa pengertian sebenar taqwa? Merujuk kepada bahasa Arab, taqwa ituberasal dari perkataan waqa. Atau lebih tepat lagi ia adalah dari rangkaian kalimahwaqa-yaqi-wiqoyah. Waqa ini terjemahannya adalah memelihara. Jadi biladikatakan ittaqullah itu bererti hendaklah kamu ambil Allah itu sebagaipemelihara. Atau dapatkanlah pemeliharaan dari Allah. Dalam makna yang sama,hendaklah kamu jadikan Allah sebagai benteng. Jadikan Allah sebagai pelindungatau pendinding kamu. Bila Allah sudah jadi pemelihara, atau Allah sudah jadibenteng, maka benda luar yang jahat tidak akan dapat masuk atau menembusikamu. Kamu seolah-olah sudah dipakaikan baju besi oleh Allah sehingga tidakluput kejahatan menembusi kamu.

Timbul pula persoalan bagaimana menjadikan Allah itu sebagai pemeliharaatau pendinding? Itulah dia merujuk kepada Iman, Islam dan Ihsan. Iman itu apa?Lebih khusus kita pergi beriman kepada Allah. Dalam arti kata lain, kita kenabenar-benar mengenali Tuhan sehingga kita dapat meyakini dan memahamiTuhan itu sendiri. Jadi, bila kita hendak menjadikan Allah sebagai pemelihara,wajiblah kita mengenali Allah itu dahulu. Rasulullah pun mengenalkan Tuhandahulu kepada pengikutnya dan ia memakan masa selama 13 tahun. Kemudian dari pada itu, seolah-olah Tuhan kata tak cukup dengan itu sahaja. Kamu perlu mengamalkan syariatKu. Itulah dia Islam. Syariat Islam berbagai-bagai. JadiTuhan perintahkan amalkan syariatNya yang ada didalamnya perintah suruh danperintah larang. Jadi, hendak menjadikan Allah sebagai pemelihara, kena ambilsyariat Allah dan amalkan. Buat apa yang disuruh, dan tinggalkan apa yangdilarangNya.

Belum cukup dengan itu, Tuhan arahkan Ihsan pula. Sesudah membuatsyariatNya, tidak cukup dengan itu, Tuhan mahukan rohnya pula. Tuhan mahulihat yang dalamnya. Itulah pentingnya ihsan iaitu kita membuat syariat denganrasa kita melihat Tuhan, dan sudah pasti itu tidak dapat kita lakukan, maka kitamestilah merasai bahawa Tuhan sentiasa melihat kita. Bukan setakat melihatluaran kita tetapi dalam kita juga. Ihsan inilah yang dikatakan sebagai rasabertuhan. Bila sudah dapat ihsan barulah lengkap pakej menjadikan Allah sebagaipemelihara. Tuhan tidak sekadar memberi arahan supaya bertaqwa kepadaNya,tetapi Tuhan bagi satu paket berupa panduan dan amalan caramana hamba-hambaNya dapat bertaqwa kepadaNya. Itulah dia Iman, Islam dan Ihsan.

Bilamana hamba-hambaNya dapat melakukan sedemikian, sampai satu tahap, Allah akan membuat perisytiharan, seolah-olah Tuhan berkata begini: “Orang-orang ini sudah menjadi orang-orang Aku, maka layaklah merekamendapat pembelaan dari Aku.” Maka, orang-orang yang mengusahakan taqwa sehingga bertaqwa, di waktu itu, mereka akan mendapat pemeliharaan danpertolongan Tuhan. Ini telah dijanjikan Tuhan dalam Al-Quran. Banyak ayat-ayat menerangkannya dan di antaranya adalah:





Sesungguhnya mereka sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sedikitpun dari siksaan Allah. Dan Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain, dan Allah adalah pelindung orang-orang yang bertakwa.” (Al-Jasiyah:19)


Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (At-Thalaq:3)


BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian, kedudukan dan ruang lingkup taqwa

1.      Pengertian dan kedudukan taqwa
Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi dan wiqayah yang berarti takut,menjaga, memelihara dan melindungi. Maka taqwa dapat diartikansebagai sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengalamanajaran agama islam. Taqwa secara bahasa berarti penjagaan/ perlindunganyang membentengi manusia dari hal-hal yang menakutkan danmengkhawatirkan. Oleh karena itu, orang yang bertaqwa adalah orangyang takut kepada Allah berdasarkan kesadaran dengan mengerjakanperintah-Nya dan tidak melanggar larangan-Nya kerena takut terjerumuske dalam perbuatan dosa.

Taqwa adalah sikap mental seseorang yang selalu ingat dan waspadaterhadap sesuatu dalam rangka memelihara dirinya dari noda dan dosa,selalu berusaha melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dan benar,pantang berbuat salah dan melakukan kejahatan pada orang lain, dirisendiri dan lingkungannya.

Dari berbagai makna yang terkandung dalam taqwa, kedudukannyasangat penting dalam agama islam dan kehidupan manusia karena taqwaadalah pokok dan ukuran dari segala pekerjaan seorang muslim.

2.      Ruang lingkup Taqwa
1.Hubungan manusia dengan Allah SWT.
2.Hubungan manusia dengan hati nuranui dan dirinya sendiri.
3.Hubungan manusia dengan sesama manusia.
4.Hubungan manusia dengan lingkungan hidup.


B.     Hubungan dengan Allah SWT

Seorang yang bertaqwa (muttaqin) adalah seorang yang menghambakan dirinya kepada Allah SWT dan selalu menjaga hubungan dengannya setiap saat sehingga kita dapat menghindari dari kejahatan dan kemunkaran serta membuatnya konsisten terhadap aturan-aturan Allah. Memelihara hubungan dengan Allah dimulai dengan melaksanakan ibadah secara sunguh-sungguhdan ikhlas seperti mendirikan shalat dengan khusyuk sehingga dapat memberikan warna dalam kehidupan kita, melaksanakan puasa dengan ikhlas dapat melahirkan kesabaran dan pengendalian diri, menunaikan zakat dapatmendatangkan sikap peduli dan menjauhkan kita dari ketamakan. Dan hatiyang dapat mendatangkan sikap persamaan, menjauhkan dari takabur danmendekatkan diri pada Allah. Segala perintah-perintah Allah tersebutditetapkannya bukan untuk kepentingan Allah sendiri melainkan merupakanuntuk keselamatan manusia.

Ketaqwaan kepada Allah dapat dilakukan dengan cara beriman kepadaAllah menurut cara-cara yang diajarkan-Nya melalui wahyu yang sengajaditurunka-Nya untuk menjadi petujujk dan pedoman hidup manusia, sepertiyang terdapat dalam surat Ali-imran ayat 138


 

“inilah (Al-quran) suatu ketenangan bagi manusia dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa “. (QS. Ali-imran 3:138)

1)      manusia juga harus beribadah kepada Allah dengan menjalankan shalatlima waktu, menunaikan zakat, berpuasa selama sebulan penuh dalamsetahun, melakukan ibadah haji sekali dalam seumur hidup, semua itu kitalakukan menurut ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan-Nya. Sebagaihamba Allah sudah sepatutnya kita bersyukur atas segala nikmat yangtelah diberikan-Nya, bersabar dalam menerima segala cobaan yangdiberikan oleh Allah serta memohon ampun atas segala dosa yang telahdilakukan.

C. Hubungan manusia dengan / dirinya sendiri
Selain kita harus bertaqwa kepada Allah dan berhubungan baik dengan
sesama serta lingkungannya, manusia juga harus bisa menjaga hati nurani kita dengan baik seperti yang telah dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW dengan sifatnya yang sabar, pemaaf, adil, ikhlas, berani, memegang amanah, mawas diri dll. Selain itu manusia juga harus bisa mengendalikan hawa nafsunya karena tak banyak diantara umat manusia yang tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya sehingga semasa hidupnya hanya menjadi budak nafsu belaka seperti yang tertulis dalam Al-quran Surat Yusuf ayat 53.



 “ Dan aku tidak membebaskan diriku (berbuat kesalahan),sesungguhnyanafsu itu menyuruh kepada kejahatan, kecuali siapa yang diberi rahmat olehtuhanku. Sesungguhnya tuhankumaha pengampum lagi maha penyayang”.(QS. Yusuf 12:53)

Maka dari itu umat manusia harus bertaqwa kepada Allah dan dirisendiri agar mampu mengendalikan hawa nafsu tersebut. Ketaqawaanterhadap diri sendiri dapat ditandai dengan ciri-ciri, antara lain :
1)      Sabar
2)      Tawaqal
3)      Syukur
4)      Berani

Sebagai umat manusia kita harus bersikap sabar dalam menerima apasaja yang datang kepada dirinya, baik perintah, larangan maupun musibah.Sabar dalam menjalani segala perintah Allah karena dalam pelaksanaanperintah tersebut terdapat upaya untuk mengendalikan diri agar perintah itubisa dilaksanakan dengan baik. Selain bersabar, manusia juga harus selaluberusaha dalam menjalankan segala sesuatu dan menyerahkan hasilnyakepada Allah. (tawaqal) karena umat manusia hanya bisa berencana tetapiAllah yang menentukan, serta selalu bersyukur atas apa yang telah diberikanAllah dan berani dalam menghadapi resiko dari seemua perbuatan yang telah ditentukan.

D. Hubungan manusia dengan manusia
Agama islam mempunyai konsep-konsep dasar mengenai kekeluargaan,kemasyarakatan, kebangasaan dll. Semua konsep tersebut memberikangambaran tentang ajaran-ajaran yang berhubungan dengan manusia denganmanusia (hablum minannas) atau disebut pula sebagai ajaran kemasyarakatan,manusia diciptakan oleh Allah terdiri dari laki-laki dan perempuan. Merekahidup berkelompok-kelompok, berbangsa-bangsa dan bernegara. Merekasaling membutuhkan satu sama lain sehingga manusia dirsebut sebagaimakhluk social. Maka tak ada tempatnya diantara mereka salingmembanggakan dan menyombongkan diri., sebab kelebihan suatu kaum tidakterletak pada kekuatannya, harkat dan martabatnya, ataupun dari jeniskelaminnya karena bagaimanapun semua manusia sama derajatnya dimataallah, yang membedakannya adalah ketaqwaannya. Artinya orang yang palingbertaqwa adalah orang yang paling mulia disisi allah swt.

Hubungan dengan allah menjadi dasar bagi hubungan sesama manusia.Hubungan antara manusia ini dapat dibina dan dipelihara antara lain denganmengembangkan cara dan gaya hidupnya yang selaras dengan nilai dan normaagama, selain itu sikap taqwa juga tercemin dalam bentuk kesediaan untukmenolong orang lain, melindungi yang lemah dan keberpihakan padakebenaran dan keadilan. Oleh karena itu orang yang bertaqwa akan menjadimotor penggerak, gotong royong dan kerja sama dalam segala bentukkebaikan dan kebijakan.

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itusuatukebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepadaallah, hari kemudian, malaikat, kitab, nabi, danmemberikan harta yangdicintainya kepada kerabat, anak yatim, oaring miskin, musafir( yang memerlukan pertolongan), dan orang-orangyang meminta-minta, dan (merdekakanlah) hamba sahaya, mendirikan shalat danmenunaikan zakat.Dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji dan orang yangbersabar dalam kesempatan, penderitaan, dan dalam peperangan. Merekaitulah orang yang benar(imannya)mereka itulah orang yang bertaqwa. (Al-baqarah 2:177).

Dijelaskan bahwa ciri-ciri orang bertaqwa ialah orang yang berimankepada Allah, hari kemudian, malaikat dan kitab Allah. Aspek tersebutmerupakan dasar keyakinan yang dimiliki orang yang bertaqwa dan dasarhubungan dengan Allah. Selanjutnya Allan menggambarkan hubungankemanusiaan, yaitu mengeluarkan harta dan orang-orang menepati janji.Dalam ayat ini Allah menggambarkan dengan jelas dan indah, bukan sajakarena aspek tenggang rasa terhadap sesama manusia dijelaskan secara terurai,yaitu siapa saja yang mesti diberi tenggang rasa, tetapi juga mengeluarkanharta diposisikan antar aspek keimanan dan shalat.

E.Hubungan Manusia dan Lingkungan Hidup

Taqwa dapat di tampilkan dalam bentuk hubungan seseorang denganlingkungan hidupnya. Manusia yang bertakwa adalah manusia yangmemegang tugas kekhalifahannya di tengah alam, sebagai subjek yangbertanggung jawab menggelola dan memelihara lingkungannya. Sebagaipenggelola, manusia akan memanfaatkan alam untuk kesejahteraan hidupnyadidunia tanpa harus merusak lingkungan disekitar mereka. Alam dan segalapetensi yang ada didalamnya telah diciptakan Allah untuk diolah dandimanfaatkan menjadibarang jadi yang berguna bagi manusia.

Alam yang penuh dengan sumber daya ini mengharuskan manusia untukbekerja keras menggunakan tenaga dan pikirannya sehingga dapatmenghasilkan barang yang bermanfaat bagi manusia. Disamping itu, manusiabertindak pula sebagai penjaga dan pemelihara lingkungan alam. Menjaga lingkungan adalah memberikan perhatian dan kepedulian kepada lingkunganhidup dengan saling memberikan manfaat. Manusia memanfaatkanlingkungan untuk kesejahteraan hidupnya tanpa harus merusak dan merugikanlingkungan itu sendiri.
Orang yang bertaqwa adalah orang yang mampu menjaga lingkungandengan sebaik-baiknya. Ia dapat mengelola lingkungan sehingga dapatbermanfaat dan juga memeliharanya agar tidak habis atau musnah. Fenomenakerusakan lingkungan sekarang ini menunjukan bahwa manusia jauh dariketaqwaan. Mereka mengeksploitasi alam tanpa mempedulikan apa yang akanterjadi pada lingkungan itu sendiri dimasa depan sehingga mala petakamembayangi kehidupan manusia. Contoh dari mala petaka itu adalah hutanyang dibabat habis oleh manusia mengakibatkan bencana banjir dan erositanah sehingga terjadi longsor yang dapat merugikan manusia.
Bagi orang yang bertaqwa, lingkungan alam adalah nikmat Allah yangharus disyukuri dengan cara memenfaatkan dan memelihara lingkungantersebut dengan sebaik-baiknya. Disamping itu alam ini juga adalah amanatyang harus dipelihara dan dirawat dengan baik. Mensyukuri nikmat Allahdengan cara ini akan menambah kualitas nikmat yang diberikan oleh Allahkepada manusia. Sebaliknya orang yang tidak bersyukur terhadap nikmatAllah akan diberi azab yang sangat menyedihkan. Azab Allah dalam kaitan iniadalah bencana alam akibat eksploitasi alam yang tanpa batas karenakerusakan manusia.

BAB III
KESIMPULAN
Ketaatan dan kepatuhan seorang hamba secara nyata diperlihatkan dalambentuk ibadah ritual atau ibadah mahdhah, Bentuk-bentuk ibadah langsung keoadaAllah terdiri dari gerakan-gerakan, ucapan-ucapan dan perilaku khusus. Perilaku-perilaku ibadah tersebut ditetapkan secara standar sesuai dengan perintah Allahdan cotoh rasulullah, Hal ini menunjukkan bukti ketaatan dan kepatuhan tanpareserve.
Gerakan salat yang sesuai dengan perintah Allah menggambarkan ketaatankepada Allah, karena itu, dalam gerakan maupun bacaan salat tidak bolehberubah, bahkan dimengerti atau tidak, tidak menjadi menjadi syarat keabsahansalat sebab yang diperlukan di sini adalah ketaatan pada aturan.

DAFTAR PUSTAKA

Azra.Azumardi,Dr.Prof.Dkk,Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum:Jakarta.2002
Cholid, M, Drs. M, M.Ag, dkk. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi, Bandung:STPDN Press, 2003
Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum Negeri,Penerbit.PT Ahsana Indah Kitab,Jakarta:1994
Nata, Abudin, H, Drs, M.A, dkk. Ensiklopedii Islam, Jakarta:PT.Ichtiar Baru Van Hoevem 1996

Artikel Yang Perlu Anda Baca



0 komentar: