Istri yang ideal adalah wanita yang memiliki akidah yang kuat, iman yang mendalam, banyak beribadah kepada Rabbnya berdasarkan pengetahuan, menerapkan akhlak orang-orang salaf, setelah menjadikan sirah Rasulullah sebagai mata air kehidupannya yang bening. Adapun ciri - cirinya sebagai berikut:
1. Loyal terhadap Sesama Muslimah.
Istri yang ideal tidak berteman kecuali dengan wanita-wanita Mukminah dan shalihah. Dia tahu hanya mereka inilah yang layak dijadikan teman, dijadikan saudara dan diperlakukan dengan cara yang baik. Istri yang ideal dengan para wanita Mukminah shalihah mempunyai hubungan yang kuat. Agamalah yang menyerunya berbuat seperti itu dan menghimpun mereka dalam kecintaan yang mendalam, dan hal ini merupakan tuntutan dari akidahnya. Allah befirman,
"Dan, orang-orang yang beriman, laki - laki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. " (At-Taubah: 71).
Disebutkan dalam sebuah hadits yang mulia,
"Tali iman yang paling kuat adalah saling tolong-menolong karena Allah, memusuhi karena Allah, mencintai karena Allah dan membenci karena Allah.”
Ruh wanita yang ideal akan mencari ruh lain yang serupa dalam keshalihannya. Maka dia tidak akan terkecoh untuk bersahabat dengan wanita-wanita yang hina. Beliau bersabda,
"Ruh-ruh manusia itu adalah pasukan yang besar. Selagi ruh-ruh itu saling mengenal, maka mereka akan bersatu padu, dan selagi ruh-ruh itu saling mengingkari, maka mereka akan berselisih. " (Diriwayatkan Muslim).
Istri yang ideal adalah istri shalihah, yang tidak akan tahan berteman dengan para wanita murahan, yang suka mengoceh dan mengejek syariat serta hukum-hukumnya, sebab dia mendengar firman Allah,
"Dan, sungguh Allah telah menurunkan kepada kalian di dalam Al-Qur'an bahwa apabila kalian mendengar ayat - ayat Allah diingkari dan diperolok- o1okkan, maka janganlah kalian duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kalian berbuat demikian), tentulah kalian serupa dengan mereka. " (An-Nisa’: 140).
2. Beribadah kepada Rabbnya.
Istri yang ideal tidak mengabaikan kewajiban - kewajiban syariat, entah karena apa pun, termasuk pula untuk memuaskan hati suami terhadap dirinya. Jika tiba waktu shalat, maka dia tidak mengakhirkan shalatnya atau menangguhkannya karena kesibukannya melayani suami dan anak-anak. Dia tidak kikir membayar zakat menurut ukuran yang telah ditetapkan syariat, karena rakus terhadap harta. Karena harta itu bisa sirna dan habis. Wanita-wanita shalihah tentu akan menabung untuk hari yang menakutkan.
Dalam masalah puasa, dia mampu menahan diri dari hal-hal yang menggugah selera makan. Dia berpuasa dengan penuh ketakwaan, wara' dan menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak berguna. Dia tunduk dan patuh kepada Allah, selalu berhubungan dengan Al-Qur'an, dia mempunyai batasan tertentu dari Al-Qur'an untuk dibaca setiap hari, dan berbuat menurut kemampuannya dengan mengerjakan ibadah sunat untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala.
3. Sebagai Teladan bagi Wanita Lain.
Istri yang ideal adalah wanita yang berusaha menerapkan syariat dalam setiap amalan dan perkataannya. Dia bisa tampil sebagai teladan yang baik, sehingga semua orang mengikuti langkahnya. Dengan begitu rumah tangganya bisa terjaga dari segala keburukan dan kerusakan. Bagaimana tidak? Sebab anak-anaknya tidak melihat pada dirinya kecuali yang baik. Perkataannya selalu mengandung nasihat dan amalnya menjadi teladan yang baik.
Dia selalu memegang amanat dan menanamkan ruh jihad ke dalam jiwa mereka, tatkala mereka melihatnya berjihad dengan harta dan jiwanya, menurut kemampuannya. Mereka juga melihat bagaimana kecintaan kepada Allah dan Rasulullah memenuhi hatinya, membawa hasrat dakwah, tidak ingin ketinggalan dalam melaksanakan satu jenis kewajiban dan keutamaan.
Tujuan yang hendak dicapainya hanyalah surga Firdaus. Untuk All, dia selalu sabar dan dapat menahan diri dari hal-hal yang diharamkan di dunia, agar beroleh keberuntungan di akhirat.
Istri Muslimah merupakan misi yang mulia di setiap zaman, terlebih lagi pada zaman kita sekarang ini, zaman yang menuntut jihad dan perjuangan, zaman yang dipenuhi musuh-musuh yang siap mencaplok kita hingga Ludes.
Istri shalihah selalu berada di samping akidahnya, siap memberikan yang mahal maupun yang murah, sabar dalam menghadapi kesulitan di dalam agamanya. Anak-anaknya bisa belajar dari keteguhannya, bahwa agama itu merupakan akidah yang mantap, bukan sekedar ucapan atau gerakan semata, tanpa ada resapan iman. Dengan begitu dia bisa mewariskan generasi yang bertakwa dan komitmen terhadap syariat, menghindari dajjal, bid'ah dan khurafat.
Dia layak sebagai teladan bagi anak-anaknya dan bagi siapa pun yang bergaul dengannya. Orang pertama yang mati syahid dalam Islam adalah Sumayyah, ibu Ammar, nyonya keluarga Yasir, yang Rasululliah Shaliallahu Alaihi wa Sallam pernah bersabda kepada mereka, "Bersabarlah wahai keluarga Yasir. Sesungguhnya tempat yang dijanjikan bagi kalian adalah surga."
0 komentar:
Posting Komentar