Minggu, 11 April 2010

Darah Katak

The Best Business
Makalah Gratis
Unbari
Unja
PERCOBAAN I

I. JUDUL : Struktur Sel Darah
II. HARI/TANGGAL : Kamis / 17 April 2008
III. TUJUAN : Membandingkan struktur sel darah merah katak dengan manusia

IV. LANDASAN TEORI:

Darah merupakan cairan tubuh yang terdapat dalam jantung dan pembuluh darah. Beberapa cairan tubuh yang lain adalah (1) Cairan jaringan, merupakan cairan tubuh yang terdapat dalam ruang antar sel. (2) Cairan limf, merupakan cairan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh limf dan organ limfatikus. Organ limfatikus meliputi nodus limfatikus, tonsil, timus dan limfa (3) Sinovial, merupakan cairan tubuh yang terdapat diruang-ruang antara persendian. (4) Aqueous, merupakan cairan tubuh yang terdapat di dalam bola mata.(5) Oendolimf, merupakan cairan tubuh yang terdapat di telinga bagian dalam yang membatasi membran labirin. (6). Perilimf, merupakan cairan tubuh yang juga terdapat di telinga bagian dalam yaitu di dalam tulang labirin.
Darah mempunyai daya hantar yang relatif besar, jadi penyebaran panas dari jaringan-jaringan yang letaknya jauh di dalam tubuh dapat merata dengan cepat.

Pada kebanyakan hewan mamalia sel darah merahnya tidak mempunyai inti, bentuknya bulan dan bikonkaf. Sel darah merah pada kebanyakan verebrata yang lain berbentuk lonjong, berinti dan bikonfeks. Pada umumnya sel darah merah yang tak berinti mempunyai bentuk dan ukuran yang lebih kecil jika dibandingkan dengan sel darah merah yang berinti. Sel darah merah yang paling besar terdapat pada amphibia. Dari lahir sampai tua sel darah merah dibuat di sumsum tulang. Jumlah sumsum tulang pada tubuh manusia berkisar antara 1,5-3,5 kg. Ada dua macam sumsum tulang yaitu sumsum tulang kuning dan sumsum tulang merah. Sumsum tulang kuning mengandung beberapa subtansi, diantaranya adalah sel lemak, pembuluh darah
Sistem peredaran darah adalah sistem yang mempunyai sangkut paut dengan pergerakan darah di dalam pembuluh darah dan juga perpindahan dari suatu tempat ketempat lain.
Sistem peredaran darah mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Mengangkut zat makanan (nutrien) dari usus keseluruh jaringan tubuh.
2. Mengangkut zat ampas dari jaringan tubuh ke alat pembuangan.
3. Mengangkut O2 dari paru-paru atau insang keseluruh jaringan tubuh.
4. Mengangkut CO2 dari seluruh jaringan tubuh ke paru-paru atau insang.
5. Mengangkut hormon dari kelenjar endokrin ke tempat saluran.
6. Mendistribusiksan padssads dari sumbernya ke seluruh bagian tubuh

Dalam peredarannya, darah mempunyai banyak tekanan agar mampu dipompakan keseluruh tubuh. Tekanan tersebut ditentukan oleh 3 faktor. Yaitu:
1. Jumlah darah yang ada di dalam peredaran yang dapat membesarkan pembuluh darah.
2. Aktivitas memompa jantung, yaitu mendorong darah sepanjang pembuluh darah.
3. Tahanan terhadap aliran darah.

Pada amphibia, misalnya katak, bagian jantung yang bertindak sebagai pacu jantung adalah sinus venosus. Implus yang mula-mula diterima oleh sinus venosus kemudian di rambatkan ke atrium dan akhirnya dirambatkan ke ventrikel. Implus tersebut merambat melalui serabut oto atrium dan serabut oto ventrikel dan tidak merambat melalui sistem konduksi yang khusus seperti pada hewan mamalia. Bila bagian antara sinus venosus dengan atrium diikat dengan tali (ikatan ini di sebut ikatan stannius 1) tampak bahwa sinus venosus akan berdenyut dengan kecepatan yang sama dengan sebelum diadakan pengikatan, sedangkan atrium dan ventrikel akan berhenti berdenyut. Beberapa menit setelah pengikatan yaitu antara 5- 30 menit, atrium dan ventrikel akan berdenyut kembali dengan kecepatan denyut yang lebih rendah dari pada kecepatan denyut sinus venosus. Bila pengikatan dilakukan antara bagian atrium dan ventrikel (ikatan stannius II). Sinus venosus dan atrium akan berdenyut seperti biasa tetapi ventrikel tampak berhenti berdenyut. Kurang lebih setelah 1 jam pengikatan ventrikel akan berdenyut kembali dengan kecepatan denyut yang lebih rendah dari pada sinus venosus dan atrium.
Percobaan stannius ini membuktikan bahwa eksitasi jantung mula-mula terjadi di sinus venosus dan kemudian menyebar ke atrium dan ventrikel. Dari percobaan sederhana ini juga dapat kita simpulkan bahwa dalam keadaan tidak normal setiap bagian jantung bisa menimbulkan denyut sendiri.
Pada katak peredaran darahnya cukup unik. Karena katak mempunyai 3 ruang jantung, yaitu: atrium kiri, atrium kanan, dan ventrikel. Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk ke sinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke atrium kanan. Dari atrium kanan darh darah mengalir ke ventrikel yang kemudian di pompa keluar melalui arteri pulmonalis → raru-paru → vena pulmonalis → atrium kiri. Lintasan peredaran darah ini disebut juga peredaran darah paru-paru. Selain peredaran darah paru-paru, katak juga mempunyai sistem peredaran darah sistemik yang peredarannya adalah dimulai dari ventrikel → conus arteriosus → aorta ventralis seluruh tubuh → sinus venosus → atrium kanan.
Pada ikan ruang jantung terdiri dari 2 ruang yaitu, satu atrium dan ventrikel. Antara atrium dan ventrikel terdapat katup yang berfungsi mengalirkan darah ke satu arah. Darah dari seluruh tubuh mengalir dari sinus venosus dan kemudian masuk ke atrium. Dari atrium darah mengalir ke ventrikel → conus arteriosus → aorta ventralis → insang → ke seluruh tubuh → vena cava → sinus venosus.


V. ALAT DAN BAHAN

A. ALAT :
  1. Mikroskop
  2. Kaca objek
  3. Cover glass
  4. Jarum frankle
B. BAHAN :
  1. Darah Manusia
  2. Alkohol
  3. Darah katak
  4. Akuades
  5. Larutan fisiologis (NaCl 0,9%)
  6. Larutan garam


VI. PROSEDUR KERJA
Pengamatan I
1. Diambil satu tetes darah katak dan letakkan pada kaca objek
2. Ditambahkan beberapa larutan fisiologis (NaCl 0,9%)
3. Ditutup dengan kaca penutup (cover glass)
4. Diamati bentuknya dibawah mikroskup
Pengamatan II
1. jari manis dibersihkan dengan alkohol
2. jari ditusuk dengan jarum frankle / lanset sehingga mengeluarkan darah
3. dibuang tetesan pertama dan tetesan kedua diambil dan dileteakkan pada kaca objek
4. ditambahkan beberapa larutan fisiologis (NaCl 0,9%)
5. ditutup dengan cover glass dan diamati dibawah mikroskup
6. dibandingkan hasilnya dengan darah katak

VII. HASIL

Setelah melakukan praktikum struktur sel darah pada manusia dan katak kita peroleh hasil bahwa sel darah katak dan manusia berbeda. Misalnya pada sel darah manusia dewasav tidak terdapat inti selnya, sedangkan pada katak (amphibi) terdapat inti sel pada sel darah merahnya.


VIII. PEMBAHASAN

Setelah melakukan praktikum struktur sel darah pada manusia dan katak kita peroleh hasil bahwa sel darah katak dan manusia berbeda. Misalnya pada sel darah manusia dewasav tidak terdapat inti selnya, sedangkan pada katak (amphibi) terdapat inti sel pada sel darah merahnya.

IX.KESIMPULAN


Setelah melakukan praktikum ini praktikan dapat memahami :
1. Struktur sel darah manusia
2. struktur sel darah katak
3. perbandingan antara sel darah katak dan manusia



DAFTAR PUSTAKA

Sutarmi H. Siti. Biologi jilid 2. IPB : Bogor
Dietor, delman H. 1992. Histologi veterinner. UI Press : Jakarta
Wulangi S. Kartolo. 1993. Prinsip-prinsip fisiologo hewan. Jurusan biolobi. ITB: Bandung

Artikel Yang Perlu Anda Baca



0 komentar: