Rabu, 23 Desember 2009

LOKOMOSI

The Best Business
Makalah Gratis
Unbari
Unja
I. JUDUL : LOKOMOSI
II. Hari/tanggal :
III. Tujuan :
1. untuk mengetahui bagaimana katak melakukan gerakan berenang, melompat dan berjalan.
2. mengetahui elemen-elemen pendukung lokomosipada katak.

IV. Landasan teori
Lokomosi pada hewan sangat beranekaragam. Sebagian besar filum hewan meliputi speises yang berenang, di darat, dan didasar laut dan danau, hewan merayap, berjalana, berlari atau melompat. Terbang akatif ( berbeda dengan meluncur ke bawah dari pohon tabah berbukit) telah dievoluisikan hanya pada beberapa kelompok hewan saja: sserangga, reptilian burung, beberapa mamalia, dan kelelawar. Sekelompok besar reptilian terbang telah punah jutaan tahun silam, yang hanya menyisikan burung dan kelelawar sebagai vertebrata satu-satunya.
Dalam segala bentuk, lokomosi pada seeko hewan memerlukan energi untuk mengatasi dua gaya yang cendeerung mempertahankannya untuk tetap diam: fiksi dan gravitasi. Gaya yang diberikan memerlukan kerja seluler yang menghabiskan energi.
Air adalah medium yang jauh lebih rapat dibandingkan dengan udara, dengan demikian permasalahan tahanan (fiksi) merupakan permasalahan utama bagi hewan aquatic. Bentuk sepeerti torpedo dan licin merupakan adaptasi yang umum bagi perenang cepat, dan berenang cenderung nebjadi cara lokomosi yang paling efisien secara energi.
Hewan berenang dengan berbagai cara. Banyak serangga dan vertebrata berkaki empat menggunakan kakinya sebagai kayuh untuk mendorong air. Cumi-cumi, remis, dan beberapa cnidaria bergeerak dengan dorongan, yaitu mengambil air dan memencarkannya kel;uar dalam bentuk semburan. Ikan berenang dengan menggerakakn badan dan ekornya dari sisi ke sisi. Paus dan mamalia aquatic lainnya bergerak dengan menggerakakn dan melenggak-lenggokan badan dan ekornya keatas dank e bawah.
Secara umum permasalahan lokomosi di darat adalah lawan dari permasalahan yang ditemukan di air. Di darat, hewan yangberjalan, beerlari, melompat atau merambat harum amapu menopang dirinya dan melawan gravitasi. Akan tetapi, palinga tidak ada kecepatan sedang. Ketika seekor hewan darat sedang berjalan, berlari, atau melompat, otot kakinya menghabiskan energi untuk mendorongnya ataupun untuk menjaganya supaya tidak jatuh. Pada setiap langkah, otot kakinya juga harus mengatasi inersia (kelemahan) dengan cara memepercepat kaki pada titik berdiri. Untuk bergerak di darat, otot yang bertenaga dan kerangka pendukung yang kuat sangat penting dibandingkan dengan sekedar bentuk yang streamline.
Menjaga keseimbangan merupakan persyaratan lain untuk berjalan, berlari dan melompat. Ekor kangguru yang besar memabantu menyeimbangkan tubuhnya sealam melompat dan memebentuk tripoda (kaki tiga) yang stabil dengan kaki belakanya ketika duduk atau bergerak secara lamban. Dengan prinsip yang sama, seekor kucing, anjing atau kuda yang berjalan menjaga agar tiga kaki tetapa menyentuh tanah. Ketika berlari, kekempat kaki (atau dua kaki pada hewan bipedal) bisa lepas dari tanah untuk sementara waktu. Akan tetapi pada saat berlari momentum kecepatan yang lebih besar dari sentuhan kaki menjaga tubuh agar tetap tegak. Merayap merupakan situasi yang sangat berbeda. Sebagian besar dari tubuh hewan yang merayap bersentuhan dengan tanah, dan hewan ini ahrus menggunakan banyak upaya untuk mengatasi fiksi (gesekan). Cacing tanah merayap secara peristaltic, suatu jenis lokomosi yang mengandalkan gaya pada kerangka hidrostaltik. Kebanyakan ular merayap dengan meliuk-liukan keseluruhan tubuhnya dari sisi ke sisi. Dibantu oleh sisik yang besar dan dfapat digerakan pada bagian tubuhnya, tubuh seekor ular mendorong melawan tanah, yang menggerakkan hewan itu kearah depan.
Selain itu lokomosi sangat didukung oleh bentuk keerangka. Adapun fungsi kerangka ada tiga yaitu, penopangan, perlindungan dan pergerakan. Sebagian besar hewan darat akan terkulai akibat bobotnya sendiri jika tidak mempunyai kerangka sebagai penyokong. Banyak hewan menepunyai kerangka keras untuk melindungi jaringan yang lunak. Kerangka membantu pergerakan dengan memeberikan sesuatu yang kuat dan tegar pada otot untuk bekerja melawannya.
Terdapat tiga jenis utama kerangka :
Kerangka hidrostatik
Kerangka ini terdiri atas cairan yang ditahan di bawah tekanan dalam kompartemen tubuh tertutup. Inilah jenis kerangka utama pada cnidaria, cacing pipih, nematode, dan anelida. Hewan ini mengontrol bentuk dan pergerakannya dengan cara menggunakan otot untuk mengubah bentuk kompartemennya yang penuh cairan. Kerangka hidrostatik sangat cocok kehidupan didalam aquatic. Kerangka hidrostatik bisa melindungi organ internal dari benturan dan memungkinkan untuk menggali lubang sarang. Akan tetapi kerangka hidrostatik tidak dapat menopang bentuk lokomosi teresterial di tubuh hewan yang dipertahankan lepas dari tanah seperti berjalan dan berlari.
Eksoskeleton
Eksoskeleton adalah deposit pembungkus yang keras pada permukaan hewan. Kerangka ini banyak dijumpai pada mollusca. Eksoskeleton bersendi yang khas pada artropoda adalah kutikula, pembungkus tak hidup yang disekrsikan oleh epidermis. Beberapa krustacea seperti udang, lebih mengeraskan eksoskeletonnya dengan menambahkan garam kalsium. Sebaliknya pada persendian kakai, di mana kutikula harus tipis dab fleksibel, hanya terdapat sejumlah kecil garam anorganik dan sedikit pengikatan silang protein. Eksoskeleton pada artropoda harus secara periodic dilepaskan (ganti kulit) dan digantikan dengan pembungkus yang lebih besar sesuai pertumbuhan hewan tersebut.
Endoskeleton
Endoskeleton terdiri atas unsure pendukung yang keras,seperti tulang, yang terbungkus didalam jaringan lunak seekor hewan. Spons diperkuat dengan spikulus rang keras yanmg teridiri atas bahan anorganik atau serabut yang lebih lunak yang terbuat dari protein.
Kordata mempunyai endoskeleton yang terdiri atas tulang rawan, tulang sejati, atau beberapa kombinasi bahan-bahan ini. Kerangka mamalia dibentuk leh lebih dari 200 tulang sejati, beberapa diantaranya menyatu, sedangkan yang lainnya dihubungkan pada persendian oleh ligament yang memungkinkan kebebasan bergerak. Pada masing-masing anggota tubuh, beberapa persendian memberikan fleksibilitas untuk pergerakan dan lokomosi tubuh.
Pergerakan hewan didasarkan pada kontraksi otot yang bekerja terhadap beberapa jenis kerangka. Kerja otot selalu berkontraksi dan hanya dapat memajang secara pasif. Kemampuan menggerakan bagian-bagian tubuh dengan arah berlawanan membutuhkan pertautan otot-otot kerangka dalam pasangan yang antagonistic, yang maing-masing otot bekerja melawan otot lain.
Otot rangka vertebrata, yang bertaut ketulang dan bertanggung jawab atas pergerakannya, ditandai oleh jenjang unit pararel yang semakin lama semakin kecil. Otot rangka terdiri atas seberkas serat panjang yang terbentang disepanjang otot. Masing-masing serabut adalah sel tunggal bernukleus banyak, yang mencerminkan pembentukannya melalui penyatuan banyak sel-sel embrionik. Masing-masing serat adalah berkas myofibril kecil yang tersusun secara longitudinal. Myofibril selanjutnya tersusun atas dua jenis miofilamen. Filament tipis ( thin filament) terdiri atas dua untai aktin dan satu untai protein regulasi yang melilit satu sama lain, sementara filament tebal (thick filament) adalah molekul myosin yang tersusun secara teratur.
Otot rangka disebut juga otot lurik karena susunan beraturan miofilamen itu membentuk pola berulang pita terang dan pita gelap. Masing-masing unit berulang itu adalh sarkomer, yang merupakan unit fungsional dasar otot. Perbatasan antara sarkomer, garis Z, tersusun myofibril yang bersebelahan dan menyebabkan otot tampak berlurik jika otot dilihat dengan mikroskop cahaya. Pada saat istirahat, filament tebal dan tipis tidak saling tumpah tindih, dan daerah didekat ujung sarkomer di mana hanya ada filament tipis disebut pita I. pita A adalah daerah luas yang berkaitan dengan panjang filament tebal. Filament tipis tidak sepenuhnya memanjang melewati sarkomer, sehingga zona H pada pertengahan pita A hanya mengandung filament tebal. Susunan filament tebal dan filament tipis ini merupakan kunci bagaimana sarkomer dan keseluruhan otot berkontraksi. (Campbell. 2004)
V. Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah :
Ikan lele
Katak
Aquarium
Air
VI. Prosedur kerja

Pada ikan

Pada katak

VII. Hasil dan pembahasan


Setelah melakukan pengamatan pada ikan lele dan ikan mas, marfologi yang tampak berupa sirip, sungut, mata, ingsang dan anus. Ikan lele mempunyai 8 sungut yang letaknya berbeda-beda. Badanya pipih panjang dengan permukaan kulitnya licin tanpa sisik. Ikan lele juga bisa berhenti didalam air, baik dalam keadaan vertilkal maupun horizontal.
1. pada saat diam/ mendatar , ikan tidak bergerak, namun kadang ikan menggerakan sirip secara perlahan. Sirip yang bergerak yaitu sirip pectoral dan juga sirip caudal.
2. pada saat belok, pada saat belok kekanan, maka sirip caudal akan bergerak kearah kiri, sementara sirip abdominal mengikuti arah
3. maju, sirip caudal bergerak kekiri dan kekanan, sedangkan sirip pectoral bergerak kearah berlawanan(dari depan kebelakang).
4. mundur, sirip caudal bergerak berlawanan dan sirip pectoral berlawanan dengan gerak awal. Sirip pectoral akan segera mengayuh jika ada rangsangan dari kebelakang kedepan.
Tubuh ikan umumnya pipih bilateral terdiri dari bagian badan (truncus), kepala (caput), dan ekor (cauda). Selain itu ikan juga memiliki bermacam-macam sirip yaitu :
Sirip punggung : pina dorsalis
Sirip dada : pina thorcalis
Sirip perut : pina abdomalis
Sirip anus : pina analis
Sirip ekor : pina caudalis (Soemadji. 1993.295)
Pina dorsalis berpangkal di sebelah dorsal di linea mediana. Pinna analis berpangkal caudal dari anus. Endoskeleton dari pinnae tunggal terdiri atas tiga baris radiala atau pterygiophora. Baris proximal berupa batang dari tulang yang terletak di dalam bidang median diantara otot-otot kiri dan otot-otot kanan. Ujung distal mereka menebal dan berhubungan dengan radialia dari baris kedua. Radialia dari baris kedua ini ialah tulang-tulang yang lebih pendek. Ujung distal mereka berhubungan dengan radialia dari baris ketiga. Radialia merupakan bulatan-bulatan dari cartilage.
Sebagai endoskeleton pinna caudalis, dapat dipandang urostylus dengan spinae neuralis dan spinae hemales yang melebar. Tapi mereka diapit oleh kedua lobi yang sama besarnya, tetapi didalamnya, ujung columna vertebralis membelok kedorsal. Ekor demikian disebut bersifat hemocercal.

Pinnae abdomalis terdapat kira-kira pada pertengahan truncus di sebelah ventral. Endoskeletonnya terdiri atas satu baris pterygiophora yang hanya sebagian mengalami ossifikasi. Exoskeleton terdiri atas lepidotrichia. Kedua bagiannya pada ujung proximal mengapit pterygiophora. Sedangkan endoskeleton pinnae thoracales terdiri atas 2 baris pterygiophora. Ptrygiophora proximalis bersendi dengan scapula dan coracoid. Mereka ialah dari tulang. Pterygiophori dorsales ialah dari cartilage. Exoskeleton pinnae throracales terdiri atas lepidotrichia. Kedua bagian lepidotrichia ini pada ujung proximal mengapit pterygiophora distales. (Radiopoetro. 427-429)
Sebagian besar hewan air menggunakan air sebagai penunjang dirinya. Jika kepadatan hewan (massa per unit volum) hewan itu sama dengan kepadatan air maka hewan itu mempunyai daya apung yang netral dan tidak tenggelam ataui mengapung. banyak organisme air mempunyai kepadatan sama dengan air, sehingga diperlukan sedikit energi untuk mengapung. lainnya memepunyai jaringan yang lebih padat daripada air, tetapi kecenderungan tenggelam dapat diatasi dengan memasukan zat-zat yang kepadatannya lebih kecil dari pada air. Organisme air lainnya memepunyai sejumlah besar minyak dalam jaringan. Hal ini terdapat pada banyak plankton yang kecil. Ikan hiu tidak mempunyai gelembung renang tetapi mempunyai hati yang sangat besar dengan kadar minyak yang sangat tinggi. Minyak ini, disamping mengurangi kepadatan jaringan, juga merupakan persediaan energi yang penting. Hewan laut lainnya seperti ubur-ubur dan cumi-cumi dari laut dalam, mempertahankan daya apung netralnya dengan mengatur kandungan ionnya, meningkatkan ion ringan dan mengurangi ion berat.
Gerakan seekor hewan diperoleh dengan mendorong tubuh melawan medium sekitarnya atau substratum. Sesuai dengan hokum Newton ketiga, hal ini akan menimbulkan dorongna yang berlawanan yang sama kuat pada hewan. Sebagian dari daya ini akan menggerakan hewan itu kedepan. Jika otot tubuh dan ekor seekor ikan berkontraksi, maka hal ini akan menyebabkan tubuh dan ekor mendorong kembali kepada air dengan kekuatan tertentu : air mendorong tubuh dan ekor dengan daya yang sama tetapi berlawanan, yang dapat diuraikan menjadi komponen lateral dan depan. Karena ekor bergerak dari satu sisi kesisi yang lainnya, maka komponen lateral saling meniadakan dan komponen depan saling memacu hewan itu kemuka. Segmentasi atau metamerisma otot kordata primitive dan ikan berkembang dengan sehubungan dengan cara gerak ini.
Katak



1. berenang
• Tungkai depan katak bergerak berlawanan, setelah itu akan didorong oleh belakang fungsinya untuk memberikan dorongan saat maju.
• Jari-jari pada katak akan dikembangkan untuk menggerakkan air yang mempunyai fungsi untuk memperoleh tekanan.
• Pergerakan kaki belakang katak pada saat berenang, akan bergerak dari luar kedalanm.
• Saat melaju kaki belakang lurus dan tepak kakinya berhadapan, sedangkan tungkai depan lurus kebawah/ke dada.
• Untuk menentukan arah berenang, salah satu tungkai depan akan bergerak. Bila bergerak kekiri, maka tungkai kanan akan bergerak.
2. beerjalan
• saat melangkah tungkai depan akan diangkat dan diikuiti oleh kaki kiri belakang.
• Setelah kaki kiri bvelakang diangkat diikuti kaki depan kiri kemudian baru kaki kanan belakang.
• Pada saat berjalan, jari-jari tungkai depan mengarah kedalam sedangkan jari kaki yang belakang jaringa masuk kedalam juga.
3. melompat
• ancang-anacang untuk melompat terlebih dahulu.
• Kaki depan berfungsi untuk memberikan teakanan pertama untuk diangkat.
• Kemudian diikuti kaki belakang yang berfungsi sebagai titik tolak loncatan.
• Saat pertama memdara kaki depan terlebih dahulu, baru diikuti oleh kaki belakang.
VIII. Keasimpulan
setelah melakukan praktikum ini kami dapat mengambil suatu kesimpulan yaitu :
1. dapat mengetahui bagaimana katak melakukan gerakan berenang, melompat dan berjalan.
2. dapat mengetahui elemen-elemen pendukung lokomosipada katak.


IX. Daftar pustaka
Campbel, Neil. A. 2004. Biologi jilid 3. Jakarta ; Erlangga
Radiopoetro. 1993. Zoologi. Jakarta : Erlangga
Soemadji. 1993. Zoologi. Jakarta : Depdikbud


Artikel Yang Perlu Anda Baca



0 komentar: